tag:blogger.com,1999:blog-36984914555192011882024-02-22T10:12:44.862-08:00LAZISNU TARAKANLembaga Amil Zakat Infaq Shodaqoh Nahdlatul Ulama Tarakanlesbumihttp://www.blogger.com/profile/03148859441453389062noreply@blogger.comBlogger22125tag:blogger.com,1999:blog-3698491455519201188.post-38406597456244024352017-01-06T23:53:00.000-08:002017-01-06T23:53:08.425-08:00Sudahkah Kita Berkurban<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaEdBCN1r9ygNIVpRR3gkmAlxu1OWRe8ucvjIv_Z026hyIzTAVSk5bkjMfipyLQ3Azp4UEg_kaTSRFmadyMklS0nHUrDNn145nPe861IQ5SptobN3pgKHjQ2psVGk-LQ8l-g2Mzf095sEu/s1600/images+%252820%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaEdBCN1r9ygNIVpRR3gkmAlxu1OWRe8ucvjIv_Z026hyIzTAVSk5bkjMfipyLQ3Azp4UEg_kaTSRFmadyMklS0nHUrDNn145nPe861IQ5SptobN3pgKHjQ2psVGk-LQ8l-g2Mzf095sEu/s1600/images+%252820%2529.jpg" /></a></div>
Perayaan Idul Adha selalu menjadi momen spesial bagi umat Islam sedunia. Setidaknya ada dua hal pokok yang selalu menonjol dalam momen tersebut; pertama, ibadah haji. Jutaan Mulim dari berbagai penjuru dunia berkumpul di Tanah Suci untuk memenuhi rukun Islam yang kelima. Kedua, pelaksanaan kurban atau penyembelihan sejumlah binatang ternak. Kesempatan ini sebagai bentuk solidaritas pelaksana kurban kepada kaum fakir, miskin, kerabat, dan tetangga sekitar dengan berbagi daging sesembelihan.<br />
<br />
Kedua pelaksanaan ibadah tersebut tak bisa dilepaskan dari sejarah dan ajaran Nabi Ibrahim dan keluarganya. Meski tiap tahun Idul Adha dirayakan, sepertinya hanya sebagian kecil saja dari kita meneladani Nabi Ibrahim dalam kehidupan sehari-hari. Kita seperti selalu baru ingat keteladanan tersebut menjelang Idul Adha. Sehingga ajarannya pun dilaksanakan hanya tiap tahun. Padahal, esensi ajaran beliau, terutama soal berkurban, memiliki makna yang luas dan bisa diterapkan dalam jangka waktu tak terbatas.<br />
<br />
Seperti sering diceramahkan di panggung-panggung dakwah dan mimbar-mimbar khutbah, peristiwa hari raya kurban merujuk pada kisah diperintahkannya Nabi Ibrahim untuk menyembelih putra semata wayangnya, Ismail. Bisa dibayangkan seandainya Nabi Ibrahim seperti ayah-ayah kebanyakan di dunia ini, betapa pedih dan teririsnya hati beliau saat hendak menggorok sang buah hati yang sekian lama ia damba-dambakan.<br />
<br />
Bagi Ibrahim, Ismail tentu adalah anugerah paling mahal. Lebih dari sekadar menghapus dugaan kemandulan istri beliau selama ini, melainkan sang putra adalah pribadi yang cerdas, sabar juga bijaksana. Ada masa depan gemilang dari dalam diri Ismail ‘alaihis salâm. Tapi, Nabi Ibrahim bukan seperti ayah-ayah kebanyakan. Kecintaannya kepada Allah subhânahu wata‘âlâ yang memuncak mengalahkan segalanya. Melalui musyawarah dan persetujuan (tanpa paksaan) putranya itu, Nabi Ibrahim melaksanakan perintah penyembelihan itu, meskipun pada akhirnya ritual itu batal ditunaikan atas kehendak Allah.<br />
<br />
Larangan Allah terhadap penyembelihan darah manusia (Ismail) oleh Nabi Ibrahim membuktikan bahwa perintah yang didapat dari mimpin tersebut sebatas ujian dan bahwa ritual pengorbanan nyawa manusia—sebagaimana tradisi biadab sejumlah kaum terhadulu—adalah hal yang dikecam keras. Nabi Ibrahim lulus dari ujian super berat, dan objek penyembelihan pun digantikan dengan domba yang besar.<br />
<br />
Ada pesan menarik dalam kisah Nabi Ibrahim dan keluarganya ini. Cerita tersebut menunjukkan bahwa tak ada harta paling sejati dan paling mahal disbanding ketundukan secara total kepada Allah subhâahu wata‘âlâ. Nabi Ibrahim mampu meruntuhkan seluruh cara pandang hidup yang mengatakan kekayaan duniawi, termasuk anak, adalah hal yang paling utama. Dalam Al-Qur’an sendiri dikatakan:<br />
<br />
إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ<br />
<br />
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu): di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS at-Taghabun: 15)<br />
<br />
Kurban berasal dari bahasa Arab qurbân yang artinya “pendekatan diri”. Maksudnya adalah mendekatkan diri kepada Allah. Dalam ajaran formal Islam, kurban dilaksanakan tiap tahun dengan menyembelih sejumlah hewan ternak tertentu. Oleh karenanya, kurban berhubungan erat dengan korban (pakai ‘o') dalam bahasa Indonesia. Sebab, seorang pelaksana kurban tengah mengorbankan sebagian hartanya berupa hewan ternak untuk dibagikan kepada sesama.<br />
<br />
Nabi Ibrahim yang menjadi teladan dalam ritual tahunan tersebut mengajarkan bahwa seorang hamba janganlah tertipu daya dengan kekayaan yang sifatnya sesaat saja. Ada kehidupan yang lebih hakiki dan perlu diperjuangkan ketimbang kehidupan dunia yang fana. Karena itu, mengorbankan sebagian harta lillâhi ta‘âlâ tidak akan ada ruginya. Sikap semacam inilah yang ditunjukkan Nabi Ibrahim, yang juga diikuti putranya, Ismail, yang begitu patuh dan saleh. Dengan bahasa lain, pengorbanan adalah bentuk cara pandang manusia yang jauh ke depan menuju kehidupan bahagia di akhirat kelak secara abadi.<br />
<br />
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ أَفَلَا تَعْقِلُونَ<br />
<br />
“Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah bermain-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” (QS Al-An'am: 32)<br />
<br />
Kita yang sering mengaku meneladani Nabi Ibrahim dengan berkurban, sudahkah sebanding dengan pengorbanan beliau? Sebandingkah dengan semangat pengorbanan Ismail yang masih bocah? Sebandingkah dengan semangat pengorbanan istri beliau, Siti Hajar?<br />
<br />
Untuk membeli hewan kurban saja, kita kadang masih bersiasat untuk mendapatkan harga paling murah, jika perlu membelinya jauh pada bulan-bulan sebelumnya. Kita masih memilih uang paling kecil ketika kotak amal lewat di hadapan kita. Kita juga, misalnya, sering tak sudi berkorban sedikit tempat saat menaiki kendaaan umum, berkorban sedikit tenaga untuk membantu mereka yang membutuhkan. Di manakah semangat kurban yang mewujud dalam kehidupan sehari-hari?<br />
<br />
Kadang pula, karena kita mendapat sedikit pengetahuan agama, kita tak mau berkorban mendengarkan pendapat kelompok lain. Karena dianugerahi sedikit kedudukan, kita ogah mendengarkan unek-unek dan aspirasi orang lain.<br />
<br />
Berkurban adalah tentang melawan kecenderungan materialisme untuk senantiasa mendekatkan diri dan bertakwa kepada Allah, serta meraih kebahagiaan yang lebih hakiki. Semoga al-faqir dan jamaah sekalian dapat menghayati dan menerjemahkan pesan kurban dalam kehidupan sehari-hari secara maksimal. Wallahu a’lam bish-shawâb.<br />
<div>
<br /></div>
lesbumihttp://www.blogger.com/profile/03148859441453389062noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3698491455519201188.post-6138127900158033302016-12-27T23:17:00.000-08:002016-12-27T23:17:51.887-08:00Pengertian ‘Aqiqah<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVYits20K7ByCkMyNe-T9Cy1tk2PAx9z3HbgVXoLjc9s7U7kNLoO43ZDnHKPxXxIcm8TFvz9mwX03zZVlkMp2jhYlvpLLuF82aP4TH0-ti_p5fGlonuDQ5_RgUUWvBejLKqyGsgE1ajKnX/s1600/download+%252812%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVYits20K7ByCkMyNe-T9Cy1tk2PAx9z3HbgVXoLjc9s7U7kNLoO43ZDnHKPxXxIcm8TFvz9mwX03zZVlkMp2jhYlvpLLuF82aP4TH0-ti_p5fGlonuDQ5_RgUUWvBejLKqyGsgE1ajKnX/s1600/download+%252812%2529.jpg" /></a></div>
Menurut bahasa ‘Aqiqah artinya : memotong. Asalnya dinamakan ‘Aqiqah, karena dipotongnya leher binatang dengan penyembelihan itu. Ada yang mengatakan bahwa aqiqah adalah nama bagi hewan yang disembelih, dinamakan demikian karena lehernya dipotong Ada pula yang mengatakan bahwa ‘aqiqah itu asalnya ialah : Rambut yang terdapat pada kepala si bayi ketika ia keluar dari rahim ibu, rambut ini disebut ‘aqiqah, karena ia mesti dicukur.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
<span id="more-917"></span>Aqiqah adalah penyembelihan domba/kambing untuk bayi yang dilahirkan pada hari ke 7, 14, atau 21. Jumlahnya 2 ekor untuk bayi laki-laki dan 1 ekor untuk bayi perempuan.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
<strong>Dalil-dalil Pelaksanaan</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Dari Samurah bin Jundab dia berkata : Rasulullah bersabda : “Semua anak bayi tergadaikan dengan aqiqahnya yang pada hari ketujuhnya disembelih hewan (kambing), diberi nama dan dicukur rambutnya.” [HR Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah, Ahmad]</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Dari Aisyah dia berkata : Rasulullah bersabda : “Bayi laki-laki diaqiqahi dengan dua kambing yang sama dan bayi perempuan satu kambing.” [HR Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah]</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Anak-anak itu tergadai (tertahan) dengan aqiqahnya, disembelih hewan untuknya pada hari ketujuh, dicukur kepalanya dan diberi nama.” [HR Ahmad]</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Dari Salman bin ‘Amir Ad-Dhabiy, dia berkata : Rasululloh bersabda : “Aqiqah dilaksanakan karena kelahiran bayi, maka sembelihlah hewan dan hilangkanlah semua gangguan darinya.” [Riwayat Bukhari]</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya, dari kakeknya, Rasulullah bersabda :</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
“Barangsiapa diantara kalian yang ingin menyembelih (kambing) karena kelahiran bayi maka hendaklah ia lakukan untuk laki-laki dua kambing yang sama dan untuk perempuan satu kambing.” [HR Abu Dawud, Nasa’i, Ahmad]</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Dari ‘Aisyah RA, ia berkata, “Rasulullah SAW pernah ber ‘aqiqah untuk Hasan dan Husain pada hari ke-7 dari kelahirannya, beliau memberi nama dan memerintahkan supaya dihilangkan kotoran dari kepalanya (dicukur)”. [HR. Hakim, dalam AI-Mustadrak juz 4, hal. 264]</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Keterangan : Hasan dan Husain adalah cucu Rasulullah SAW.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Dari Fatimah binti Muhammad ketika melahirkan Hasan, dia berkata : Rasulullah bersabda : “Cukurlah rambutnya dan bersedekahlah dengan perak kepada orang miskin seberat timbangan rambutnya.” [HR Ahmad, Thabrani, dan al-Baihaqi]</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Dari Abu Buraidah r.a.: Aqiqah itu disembelih pada hari ketujuh, atau keempat belas, atau kedua puluh satunya. (HR Baihaqi dan Thabrani).</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Hukum Aqiqah Anak adalah sunnah (muakkad) sesuai pendapat Imam Malik, penduduk Madinah, Imam Syafi′i dan sahabat-sahabatnya, Imam Ahmad, Ishaq, Abu Tsaur dan kebanyakan ulama ahli fiqih (fuqaha).</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Dasar yang dipakai oleh kalangan Syafii dan Hambali dengan mengatakannya sebagai sesuatu yang sunnah muakkadah adalah hadist Nabi SAW. Yang berbunyi, “Anak tergadai dengan aqiqahnya. Disembelihkan untuknya pada hari ketujuh (dari kelahirannya)”. (HR al-Tirmidzi, Hasan Shahih)</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
“Bersama anak laki-laki ada aqiqah, maka tumpahkan (penebus) darinya darah sembelihan dan bersihkan darinya kotoran (Maksudnya cukur rambutnya).” (HR: Ahmad, Al Bukhari dan Ashhabus Sunan)</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Perkataan: “maka tumpahkan (penebus) darinya darah sembelihan” adalah perintah, namun bukan bersifat wajib, karena ada sabdanya yang memalingkan dari kewajiban yaitu: “Barangsiapa di antara kalian ada yang ingin menyembelihkan bagi anak-nya, maka silakan lakukan.” (HR: Ahmad, Abu Dawud dan An Nasai dengan sanad yang hasan).</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Perkataan: “ingin menyembelihkan,..” merupakan dalil yang memalingkan perintah yang pada dasarnya wajib menjadi sunnah.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Imam Malik berkata: Aqiqah itu seperti layaknya nusuk (sembeliah denda larangan haji) dan udhhiyah (kurban), tidak boleh dalam aqiqah ini hewan yang picak, kurus, patah tulang, dan sakit. Imam Asy-Syafi’iy berkata: Dan harus dihindari dalam hewan aqiqah ini cacat-cacat yang tidak diperbolehkan dalam qurban.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Buraidah berkata: Dahulu kami di masa jahiliyah apabila salah seorang diantara kami mempunyai anak, ia menyembelih kambing dan melumuri kepalanya dengan darah kambing itu. Maka setelah Allah mendatangkan Islam, kami menyembelih kambing, mencukur (menggundul) kepala si bayi dan melumurinya dengan minyak wangi. [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 107]</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Dari ‘Aisyah, ia berkata, “Dahulu orang-orang pada masa jahiliyah apabila mereka ber’aqiqah untuk seorang bayi, mereka melumuri kapas dengan darah ‘aqiqah, lalu ketika mencukur rambut si bayi mereka melumurkan pada kepalanya”. Maka Nabi SAW bersabda, “Gantilah darah itu dengan minyak wangi”.[HR. Ibnu Hibban dengan tartib Ibnu Balban juz 12, hal. 124]</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Pelaksanaan aqiqah menurut kesepakatan para ulama adalah hari ketujuh dari kelahiran. Hal ini berdasarkan hadits Samirah di mana Nabi SAW bersabda, “Seorang anak terikat dengan aqiqahnya. Ia disembelihkan aqiqah pada hari ketujuh dan diberi nama”. (HR. al-Tirmidzi).</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Namun demikian, apabila terlewat dan tidak bisa dilaksanakan pada hari ketujuh, ia bisa dilaksanakan pada hari ke-14. Dan jika tidak juga, maka pada hari ke-21 atau kapan saja ia mampu. Imam Malik berkata : Pada dzohirnya bahwa keterikatannya pada hari ke 7 (tujuh) atas dasar anjuran, maka sekiranya menyembelih pada hari ke 4 (empat) ke 8 (delapan), ke 10 (sepuluh) atau setelahnya Aqiqah itu telah cukup. Karena prinsip ajaran Islam adalah memudahkan bukan menyulitkan sebagaimana firman Allah SWT: “Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu”. (<span class="skimlinks-unlinked">QS.Al</span> Baqarah:185)</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Pelaksanaan aqiqah disunnahkan pada hari yang ketujuh dari kelahiran, ini berdasarkan sabda Nabi SAW, yang artinya: “Setiap anak itu tergadai dengan hewan aqiqahnya, disembelih darinya pada hari ke tujuh, dan dia dicukur, dan diberi nama.” (HR: Imam Ahmad dan Ashhabus Sunan, dan dishahihkan oleh At Tirmidzi)</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Dan bila tidak bisa melaksanakannya pada hari ketujuh, maka bisa dilaksanakan pada hari ke empat belas, dan bila tidak bisa, maka pada hari ke dua puluh satu, ini berdasarkan hadits Abdullah Ibnu Buraidah dari ayahnya dari Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam, beliau berkata yang artinya: “Hewan aqiqah itu disembelih pada hari ketujuh, ke empat belas, dan ke dua puluh satu.” (Hadits hasan riwayat Al Baihaqiy)</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Namun setelah tiga minggu masih tidak mampu maka kapan saja pelaksanaannya di kala sudah mampu, karena pelaksanaan pada hari-hari ke tujuh, ke empat belas dan ke dua puluh satu adalah sifatnya sunnah dan paling utama bukan wajib. Dan boleh juga melaksanakannya sebelum hari ke tujuh.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Bayi yang meninggal dunia sebelum hari ketujuh disunnahkan juga untuk disembelihkan aqiqahnya, bahkan meskipun bayi yang keguguran dengan syarat sudah berusia empat bulan di dalam kandungan ibunya.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Aqiqah adalah syari’at yang ditekan kepada ayah si bayi. Namun bila seseorang yang belum di sembelihkan hewan aqiqah oleh orang tuanya hingga ia besar, maka dia bisa menyembelih aqiqah dari dirinya sendiri, Syaikh Shalih Al Fauzan berkata: Dan bila tidak diaqiqahi oleh ayahnya kemudian dia mengaqiqahi dirinya sendiri maka hal itu tidak apa-apa menurut saya, wallahu ‘Alam.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
<strong>Hukum Aqiqah Setelah Dewasa/Berkeluarga</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Pada dasarnya aqiqah disyariatkan untuk dilaksanakan pada hari ketujuh dari kelahiran. Jika tidak bisa, maka pada hari keempat belas. Dan jika tidak bisa pula, maka pada hari kedua puluh satu. Selain itu, pelaksanaan aqiqah menjadi beban ayah.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Namun demikian, jika ternyata ketika kecil ia belum diaqiqahi, ia bisa melakukan aqiqah sendiri di saat dewasa. Satu ketika al-Maimuni bertanya kepada Imam Ahmad, “ada orang yang belum diaqiqahi apakah ketika besar ia boleh mengaqiqahi dirinya sendiri?” Imam Ahmad menjawab, “Menurutku, jika ia belum diaqiqahi ketika kecil, maka lebih baik melakukannya sendiri saat dewasa. Aku tidak menganggapnya makruh”.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Para pengikut Imam Syafi’i juga berpendapat demikian. Menurut mereka, anak-anak yang sudah dewasa yang belum diaqiqahi oleh orang tuanya, dianjurkan baginya untuk melakukan aqiqah sendiri.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
<strong>Jumlah Hewan</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Jumlah hewan aqiqah minimal adalah satu ekor baik untuk laki-laki atau pun untuk perempuan, sebagaimana perkataan Ibnu Abbas ra: “Sesungguh-nya Nabi SAW mengaqiqahi Hasan dan Husain satu domba satu domba.” (Hadits shahih riwayat Abu Dawud dan Ibnu Al Jarud)</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Namun yang lebih utama adalah 2 ekor untuk anak laki-laki dan 1 ekor untuk anak perempuan berdasarkan hadits-hadits berikut ini:</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Ummu Kurz Al Ka’biyyah berkata, yang artinya: “Nabi SAW memerintahkan agar dsembelihkan aqiqah dari anak laki-laki dua ekor domba dan dari anak perempuan satu ekor.” (Hadits sanadnya shahih riwayat Imam Ahmad dan Ashhabus Sunan)</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Dari Aisyah ra berkata, yang artinya: “Nabi SAW memerintahkan mereka agar disembelihkan aqiqah dari anak laki-laki dua ekor domba yang sepadan dan dari anak perempuan satu ekor.” (Shahih riwayat At Tirmidzi)</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Hal-hal yang disyariatkan sehubungan dengan ‘aqiqah</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
<strong>Yang berhubungan dengan sang anak</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
1. Disunnatkan untuk memberi nama dan mencukur rambut (menggundul) pada hari ke-7 sejak hari iahirnya. Misalnya lahir pada hari Ahad, ‘aqiqahnya jatuh pada hari Sabtu.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
2. Bagi anak laki-laki disunnatkan ber’aqiqah dengan 2 ekor kambing sedang bagi anak perempuan 1 ekor.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
3. ‘Aqiqah ini terutama dibebankan kepada orang tua si anak, tetapi boleh juga dilakukan oleh keluarga yang lain (kakek dan sebagainya).</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
4. Aqiqah ini hukumnya sunnah.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
<strong>Daging Aqiqah Lebih Baik Mentah Atau Dimasak</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Dianjurkan agar dagingnya diberikan dalam kondisi sudah dimasak. Hadits Aisyah ra., “Sunnahnya dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak perempuan. Ia dimasak tanpa mematahkan tulangnya. Lalu dimakan (oleh keluarganya), dan disedekahkan pada hari ketujuh”. (HR al-Bayhaqi)</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Daging aqiqah diberikan kepada tetangga dan fakir miskin juga bisa diberikan kepada orang non-muslim. Apalagi jika hal itu dimaksudkan untuk menarik simpatinya dan dalam rangka dakwah. Dalilnya adalah firman Allah, “Mereka memberi makan orang miskin, anak yatim, dan tawanan, dengan perasaan senang”. (QS. Al-Insan : 8). Menurut Ibn Qudâmah, tawanan pada saat itu adalah orang-orang kafir. Namun demikian, keluarga juga boleh memakan sebagiannya.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
<strong>Yang berhubungan dengan binatang sembelihan</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
1. Dalam masalah ‘aqiqah, binatang yang boleh dipergunakan sebagai sembelihan hanyalah kambing, tanpa memandang apakah jantan atau betina, sebagaimana riwayat di bawah ini:</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Dari Ummu Kurz AI-Ka’biyah, bahwasanya ia pernah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang ‘aqiqah. Maka sabda beliau SAW, “Ya, untuk anak laki-laki dua ekor kambing dan untuk anak perempuan satu ekor kambing. Tidak menyusahkanmu baik kambing itu jantan maupun betina”. [HR. Ahmad dan Tirmidzi, dan Tirmidzi menshahihkannya, dalam Nailul Authar 5 : 149]</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Dan kami belum mendapatkan dalil yang lain yang menunjukkan adanya binatang selain kambing yang dipergunakan sebagai ‘aqiqah.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
2. Waktu yang dituntunkan oleh Nabi SAW berdasarkan dalil yang shahih ialah pada hari ke-7 semenjak kelahiran anak tersebut. [Lihat dalil riwayat ‘Aisyah dan Samurah di atas]</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
<strong>Pembagian daging Aqiqah</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Adapun dagingnya maka dia (orang tua anak) bisa memakannya, menghadiahkan sebagian dagingnya, dan mensedekahkan sebagian lagi. Syaikh Utsaimin berkata: Dan tidak apa-apa dia mensedekahkan darinya dan mengumpulkan kerabat dan tetangga untuk menyantap makanan daging aqiqah yang sudah matang. Syaikh Jibrin berkata: Sunnahnya dia memakan sepertiganya, menghadiahkan sepertiganya kepada sahabat-sahabatnya, dan mensedekahkan sepertiga lagi kepada kaum muslimin, dan boleh mengundang teman-teman dan kerabat untuk menyantapnya, atau boleh juga dia mensedekahkan semuanya. Syaikh Ibnu Bazz berkata: Dan engkau bebas memilih antara mensedekahkan seluruhnya atau sebagiannya dan memasaknya kemudian mengundang orang yang engkau lihat pantas diundang dari kalangan kerabat, tetangga, teman-teman seiman dan sebagian orang faqir untuk menyantapnya, dan hal serupa dikatakan oleh Ulama-ulama yang terhimpun di dalam Al lajnah Ad Daimah.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
<strong>Pemberian Nama Anak</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Tidak diragukan lagi bahwa ada kaitan antara arti sebuah nama dengan yang diberi nama. Hal tersebut ditunjukan dengan adanya sejumlah nash syari yang menyatakan hal tersebut.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Dari Abu Hurairoh Ra, Nabi SAW bersabda: “Kemudian Aslam semoga Allah menyelamatkannya dan Ghifar semoga Allah mengampuninya”. (HR. Bukhori 3323, 3324 dan Muslim 617)</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Ibnu Al-Qoyyim berkata: “Barangsiapa yang memperhatikan sunah, ia akan mendapatkan bahwa makna-makna yang terkandung dalam nama berkaitan dengannya sehingga seolah-olah makna-makna tersebut diambil darinya dan seolah-olah nama-nama tersebut diambil dari makna-maknanya”. Dan jika anda ingin mengetahui pengaruh nama-nama terhadap yang diberi nama (Al-musamma) maka perhatikanlah hadits di bawah ini:</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Dari Said bin Musayyib dari bapaknya dari kakeknya Ra, ia berkata: Aku datang kepada Nabi SAW, beliau pun bertanya: “Siapa namamu?” Aku jawab: “Hazin” Nabi berkata: “Namamu Sahl” Hazn berkata: “Aku tidak akan merobah nama pemberian bapakku” Ibnu Al-Musayyib berkata: “Orang tersebut senantiasa bersikap keras terhadap kami setelahnya”. (HR. Bukhori) (At-Thiflu Wa Ahkamuhu/Ahmad Al-‘Isawiy hal 65)</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Oleh karena itu, pemberian nama yang baik untuk anak-anak menjadi salah satu kewajiban orang tua. Di antara nama-nama yang baik yang layak diberikan adalah nama nabi penghulu jaman yaitu Muhammad. Sebagaimana sabda beliau : Dari Jabir Ra dari Nabi SAW beliau bersabda: “Namailah dengan namaku dan janganlah engkau menggunakan kunyahku”. (HR. Bukhori 2014 dan Muslim 2133)</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Untuk mengetahui cara pemberian nama yang baik menurut ajaran Islam, silahkan klik:</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
<strong>Mencukur Rambut</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Mencukur rambut adalah anjuran Nabi yang sangat baik untuk dilaksanakan ketika anak yang baru lahir pada hari ketujuh.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Dalam hadits Samirah disebutkan bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “Setiap anak terikat dengan aqiqahnya. Pada hari ketujuh disembelihkan hewan untuknya, diberi nama, dan dicukur”. (HR. at-Tirmidzi).</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Dalam kitab al-Muwaththâ` Imam Malik meriwayatkan bahwa Fatimah menimbang berat rambut Hasan dan Husein lalu beliau menyedekahkan perak seberat rambut tersebut.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Tidak ada ketentuan apakah harus digundul atau tidak. Tetapi yang jelas pencukuran tersebut harus dilakukan dengan rata; tidak boleh hanya mencukur sebagian kepala dan sebagian yang lain dibiarkan. Tentu saja semakin banyak rambut yang dicukur dan ditimbang semakin -insya Allah- semakin besar pula sedekahnya.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
<strong>Doa Menyembelih Hewan Aqiqah</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Bismillah, Allahumma taqobbal min muhammadin, wa aali muhammadin, wa min ummati muhammadin.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Artinya : Dengan nama Allah, ya Allah terimalah (kurban) dari Muhammad dan keluarga Muhammad serta dari ummat Muhammad.” (HR Ahmad, Muslim, Abu Dawud)</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
<strong>Doa bayi baru dilahirkan</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Innii u’iidzuka bikalimaatillaahit taammati min kulli syaythaanin wa haammatin wamin kulli ‘aynin laammatin</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Artinya : Aku berlindung untuk anak ini dengan kalimat Allah Yang Sempurna dari segala gangguan syaitan dan gangguan binatang serta gangguan sorotan mata yang dapat membawa akibat buruk bagi apa yang dilihatnya. (HR. Bukhari)</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
<strong>Hikmah Aqiqah</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Aqiqah Menurut Syaikh Abdullah nashih Ulwan dalam kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam sebagaimana dilansir di sebuah situs memiliki beberapa hikmah diantaranya :</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
1. Menghidupkan sunnah Nabi Muhammad SAW dalam meneladani Nabiyyullah Ibrahim AS tatkala Allah SWT menebus putra Ibrahim yang tercinta Ismail AS.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
2. Dalam aqiqah ini mengandung unsur perlindungan dari syaitan yang dapat mengganggu anak yang terlahir itu, dan ini sesuai dengan makna hadits, yang artinya: “Setiap anak itu tergadai dengan aqiqahnya.” [3]. Sehingga Anak yang telah ditunaikan aqiqahnya insya Allah lebih terlindung dari gangguan syaithan yang sering mengganggu anak-anak. Hal inilah yang dimaksud oleh Al Imam Ibunu Al Qayyim Al Jauziyah “bahwa lepasnya dia dari syaithan tergadai oleh aqiqahnya”.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
3. Aqiqah merupakan tebusan hutang anak untuk memberikan syafaat bagi kedua orang tuanya kelak pada hari perhitungan. Sebagaimana Imam Ahmad mengatakan: “Dia tergadai dari memberikan Syafaat bagi kedua orang tuanya (dengan aqiqahnya)”.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
4. Merupakan bentuk taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sekaligus sebagai wujud rasa syukur atas karunia yang dianugerahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan lahirnya sang anak.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
5. Aqiqah sebagai sarana menampakkan rasa gembira dalam melaksanakan syari’at Islam & bertambahnya keturunan mukmin yang akan memperbanyak umat Rasulullah SAW pada hari kiamat.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
6. Aqiqah memperkuat ukhuwah (persaudaraan) diantara masyarakat.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
Dan masih banyak lagi hikmah yang terkandung dalam pelaksanaan Syariat Aqiqah ini.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
lesbumihttp://www.blogger.com/profile/03148859441453389062noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3698491455519201188.post-83997868329647460742016-12-25T10:11:00.000-08:002016-12-25T10:11:09.522-08:00Sedekah Buat Non Muslim<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhM3e1e4px1iXBvyv6WwH_MLHMiHxMGZ-rbBSFeV03eyupVo7djPcaRiGt3SiawxogiqD-jtuo753TiGQuVtqisbQWxCHEk-FG7xtqzyzTwX87bMdUaWYpWJi8LbWFjG40NveY3VvKp5vwd/s1600/sedekah.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhM3e1e4px1iXBvyv6WwH_MLHMiHxMGZ-rbBSFeV03eyupVo7djPcaRiGt3SiawxogiqD-jtuo753TiGQuVtqisbQWxCHEk-FG7xtqzyzTwX87bMdUaWYpWJi8LbWFjG40NveY3VvKp5vwd/s1600/sedekah.jpg" /></a></div>
Jika kita memberikan sesuatu atau bersedekah kepada saudara kita sesama Muslim, tentu tidak ada masalah. Namun pemberian atau sedekah kepada saudara kita yang non-Muslim acapkali menimbulkan kecurigaan dari kalangan tertentu.<br />
<br />
Para ulama telah sepakat bahwa bersedekah kepada kerabat dekat (al-aqarib) itu lebih ditekankan. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Muhyiddin Syarf An-Nawawi dalam kitab Al-Majemu’ Syarhul Muhadzdzab.<br />
<br />
أَجْمَعَتِ الْاُمَّةُ عَلَي اَنَّ الصَّدَقَةَ عَلَي الْاَقَارِبِ اَفْضَلُ مِنَ الْاَجَانِبِ<br />
<br />
Artinya, “Umat Islam sepakat bahwa bersedekah kepada kerabat dekat lebih utama dibanding dengan orang lain,” (Lihat Muhyiddin Syarf An-Nawawi, Al-Majemu’ Syarhul Muhadzdzab, Jeddah, Maktabah Al-Irsyad, juz VI, halaman 235).<br />
<br />
Sampai di sini sebenarnya tidak ada persoalan. Persoalan kemudian muncul ketika sedekah diberikan kepada orang non-Muslim. Mengenai status hukum pemberian atau sedekah kepada non-Muslim ternyata tidak luput dijelaskan oleh Muhyiddin Syarf An-Nawawi dalam kitab tersebut.<br />
<br />
Dalam kitab tersebut, beliau menyatakan bahwa sebaiknya atau disunahkan sedekah itu diberikan kepada orang-orang saleh, orang-orang baik, orang-orang yang mampu menjaga kehormatannya, dan yang membutuhkankan.<br />
<br />
يُسْتَحَبُّ أَنْ يَخُصَّ بِصَدَقَتِهِ الصُّلْحَاءَ وَأَهْلَ الْخَيْرِ وَأَهْلَ الْمُرُوءَاتِ وَالْحَاجَاتِ<br />
<br />
Artinya, “Disunahkan sedekah dikhususkan diberikan kepada orang yang saleh, yang baik, yang bermartabat, dan orang membutuhkan” (Lihat Muhyiddin Syarf An-Nawawi, Al-Majemu’ Syarhul Muhadzdzab, juz VI, halaman 237).<br />
<br />
Lantas bagaimana jika sedekah diberikan kepada non-Muslim, apakah diperbolehkan? Dalam hal ini, Muhyiddin Syarf An-Nawawi menyatakan bahwa jika sedekah itu diberikan kepada non-Muslim seperti orang Yahudi, Nasrani, atau Majusi maka boleh. Insya Allah ada pahalanya.<br />
<br />
فَلَوْ تَصَدَّقَ عَلَى فَاسِقٍ أَوْ عَلَى كَافِرٍ مِنْ يَهُودِيٍّ أَوْ نَصْرَانِيٍّ أَوْ مَجُوسِيٍّ جَازَ وَكَانَ فِيهِ اَجْرٌ فِي الْجُمْلَةِ<br />
<br />
Artinya, “Jika seseorang memberikan sedekah kepada orang fasik atau kafir seperti orang Yahudi, Nasrani, atau Majusi maka boleh, dan dalam hal ini ada pahalanya,” (Muhyiddin Syarf An-Nawawi, Al-Majemu’ Syarhul Muhadzdzab, juz VI, halaman 237).<br />
<br />
Lebih lanjut Muhyiddin Syarf An-Nawawi mengutip pernyataan Yahya Al-Imrani— penulis kitab Al-Bayan—yang menyatakan bahwa menurut Ash-Shamiri, sedekah tersebut boleh juga diberikan kepada non-Muslim harbi. Dalil yang diajukan adalah firman Allah dalam surat Al-Insan ayat 8: ‘Dan mereka memberikan makanan yang disukai kepada orang miskin, anak yatim, dan tawanan’. Tawanan dalam konteks ini adalah non-Muslim harbi.<br />
<br />
قَالَ صَاحِبُ الْبَيَانِ قَالَ الصَّمِيرِىُّ وَكَذَلِكَ الْحَرْبِىِّ وَدَلِيلُ الْمَسْأَلَةِ قَوْلُ اللهِ تَعَالَى وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَى حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا وَمَعْلُومٌ اَنَّ الْاَسِيرَ حَرْبِىٌّ<br />
<br />
Artinya, “Penulis kitab Al-Bayan mengatakan bahwa menurut Ash-Shamiri boleh juga sedekah diberikan kepada kafir harbi. Sedangkan dalil yang dijauhkan Ash-Shamiri untuk mendukung pendapatnya adalah firman Allah SWT: ‘Dan mereka memberikan makanan yang disukai kepada orang miskin, anak yatim, dan tawanan,’ (Surat Al-Insan [76]: 8). Sebagaimana diketahui bahwa tawanan adalah orang kafir harbi,” (Lihat Muhyiddin Syarf An-Nawawi, Al-Majemu’ Syarhul Muhadzdzab, Juz VI, halaman 237).<br />
<br />
Ulurkan bantuan kepada siapa saja yang memang membutuhkan.<br />
<br />
<br />lesbumihttp://www.blogger.com/profile/03148859441453389062noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3698491455519201188.post-65984595114117565422016-12-18T04:07:00.003-08:002016-12-18T04:07:58.140-08:00 RencanaPembangunan LESBUMI NU Tarakan<div class="_1dwg _1w_m" style="padding: 12px 12px 0px;">
<div class="_5pbx userContent" data-ft="{"tn":"K"}" id="js_br" style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.38;">
<div style="display: inline;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSAKVgIvbkZszBGhtdUMOu8SGSWadSLD3kFOD0PhHsxZEspGe_IsshpaJ8yuZGXrx99hfOv8z4phUCOyjhFqnovKpdvumRYdQYeWnSQAe-4T6-K8uUs2otIXXklMjdTll3iHda0mjVI6xO/s1600/15592542_1156237034496195_1834375741_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSAKVgIvbkZszBGhtdUMOu8SGSWadSLD3kFOD0PhHsxZEspGe_IsshpaJ8yuZGXrx99hfOv8z4phUCOyjhFqnovKpdvumRYdQYeWnSQAe-4T6-K8uUs2otIXXklMjdTll3iHda0mjVI6xO/s320/15592542_1156237034496195_1834375741_n.jpg" width="304" /></a></div>
Sebagian dari harta kita merupakan hak dari anak yatim, fakir miskin dan dhu’afa dan pembangunan rumah ibadah. Selain itu kita diwajibkan untuk mengasihi anak yatim dan mengasuhnya dengan baik. Jika kita mempunyai kemampuan untuk itu kenapa kita tidak melakukannya, karena hal tersebut akan mendatangkan banyak keutamaan atau pahala dalam hidup kita. Semoga kita menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada allah swt. amin..</div>
</div>
<div class="_3x-2" style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px;">
<div data-ft="{"tn":"H"}">
<div class="mtm" style="margin-top: 10px;">
<div class="_5cq3" data-ft="{"tn":"E"}" style="position: relative;">
<a ajaxify="/habib.lutfi.bin.yahya.pekalongan/photos/a.961129543910640.1073741828.959318677425060/1240671815956410/?type=3&size=960%2C720&fbid=1240671815956410&player_origin=pages" class="_4-eo _2t9n" data-render-location="homepage_stream" data-testid="theater_link" href="https://www.facebook.com/habib.lutfi.bin.yahya.pekalongan/photos/a.961129543910640.1073741828.959318677425060/1240671815956410/?type=3" id="u_jsonp_2_p" rel="theater" style="box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.0470588) 0px 1px 1px; color: #365899; cursor: pointer; display: block; position: relative; text-decoration: none; width: 476px;"></a></div>
</div>
</div>
</div>
<div class="_5pbx userContent" data-ft="{"tn":"K"}" id="js_1gc" style="font-size: 14px; line-height: 1.38;">
<div style="display: inline;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Percayalah allah sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk semua umatnya tanpa terkecuali. untuk itu jangan pernah iri dengan rezeki orang lain. jangan pernah cemburu dengan harta yang dititipkan allah kepada orang lain. namun jika kita dititipkan harta, derajat serta martabat yang lebih baik maka pergunakalah dijalan allah. berbagilah walau sedikit.</span></div>
</div>
<div class="_3x-2">
<div data-ft="{"tn":"H"}">
</div>
</div>
<div>
</div>
</div>
<div>
<form action="https://www.facebook.com/ajax/ufi/modify.php" class="commentable_item" data-ft="{"tn":"]"}" id="u_u_1j" method="post" rel="async" style="margin: 0px; padding: 0px;">
<div class="_sa_ _5vsi _ca7 _192z" style="color: #90949c; margin-top: 12px; padding-bottom: 4px; position: relative;">
<div class="_37uu">
<div data-reactroot="">
<div class="_3399 _a7s clearfix" style="border-top: 1px solid rgb(229, 229, 229); clear: both; margin: 0px 12px; padding-top: 4px; zoom: 1;">
<div class="_524d">
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</form>
</div>
lesbumihttp://www.blogger.com/profile/03148859441453389062noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3698491455519201188.post-79081159089948220942016-12-17T02:19:00.001-08:002016-12-17T02:19:47.438-08:00HUKUM HUKUM WAKAF<div align="center" style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Puritan, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Puritan, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div align="center" style="border: 0px; margin-bottom: 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div style="border: 0px; margin-bottom: 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMyjsdnVrh3Lj8vGCn5LoLhnNS0R-KnfLlkjJg5GFAcXIh2xg7GVNY6sozM_DsnQACr_Xfi3_WCSajsbLFactDrkhXdOWCt6xvbSAdwR_rTwFNPHoXPaaScoG5vRs8oxG2KUA41aXReZNd/s1600/LWNU.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMyjsdnVrh3Lj8vGCn5LoLhnNS0R-KnfLlkjJg5GFAcXIh2xg7GVNY6sozM_DsnQACr_Xfi3_WCSajsbLFactDrkhXdOWCt6xvbSAdwR_rTwFNPHoXPaaScoG5vRs8oxG2KUA41aXReZNd/s1600/LWNU.JPG" /></a></div>
Menurut bahasa Arab (literal), kata “<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">al-waqaf</em>” bermakna “<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">al-habsu</em>” (menahan).<a href="https://hukumwakaf1.wordpress.com/#_ftn1" style="border: 0px; color: #a5cb55; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: bold; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.3s ease-in-out; vertical-align: baseline;" title="">[1]</a> Bentuk mutaradif (<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">sinonim</em>) dari kata “<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">waqaf</em>” adalah <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">tahbiis</em> dan <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">tasbiil</em>.<a href="https://hukumwakaf1.wordpress.com/#_ftn2" style="border: 0px; color: #a5cb55; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: bold; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.3s ease-in-out; vertical-align: baseline;" title="">[2]</a></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Puritan, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sedangkan menurut syariat, “al-waqaf” adalah menahan benda yang menjadi milik pewaqaf dan menyedekahkan kemanfaatannya di jalan Allah<a href="https://hukumwakaf1.wordpress.com/#_ftn3" style="border: 0px; color: #a5cb55; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: bold; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.3s ease-in-out; vertical-align: baseline;" title="">[3]</a>. Menurut Abu Yusuf dan Mohammad, <a href="http://www.wakafquran.org/" style="border: 0px; color: #a5cb55; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: bold; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.3s ease-in-out; vertical-align: baseline;" title="Badan Wakaf Al-Quran">wakaf adalah</a> menahan benda agar tidak bisa dimiliki , dan agar manfaatnya bisa disedekahkan. Oleh karena itu, kepemilikan benda tersebut beralih kepada kepemilikan Allah.<a href="https://hukumwakaf1.wordpress.com/#_ftn4" style="border: 0px; color: #a5cb55; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: bold; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.3s ease-in-out; vertical-align: baseline;" title="">[4]</a></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Puritan, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Menurut ‘ulama-ulama Syafi’iyyah, waqaf dalam konteks syariah adalah menahan harta yang mungkin bisa dimanfaatkan selama bendanya masih langgeng (awet) dengan cara memutuskan hak kepemilikan atas harta tersebut, dan dialihkan untuk kepentingan-kepentingan yang dibolehkan.<a href="https://hukumwakaf1.wordpress.com/#_ftn5" style="border: 0px; color: #a5cb55; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: bold; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.3s ease-in-out; vertical-align: baseline;" title="">[5]</a></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Puritan, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Apa Status Hukum Wakaf? </strong></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Puritan, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a href="http://www.wakafquran.org/" style="border: 0px; color: #a5cb55; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: bold; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.3s ease-in-out; vertical-align: baseline;" title="Badan Wakaf Al-Quran">Hukum wakaf</a> adalah sunnah (mandub); dan ia termasuk sarana mendekatkan diri kepada Allah swt yang sangat disukai dan dianjurkan di dalam Islam<a href="https://hukumwakaf1.wordpress.com/#_ftn6" style="border: 0px; color: #a5cb55; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: bold; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.3s ease-in-out; vertical-align: baseline;" title="">[6]</a>. Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqalaniy menuturkan sebuah riwayat, bahwasanya menurut Imam Asy Syafi’iy, waqaf merupakan kekhususan bagi umat Islam, dan belum pernah dikenal pada masa jahiliyyah. [Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqalaniy, <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Fath al-Baariy, </em>juz 8/350]</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Puritan, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Apa Dasar Hukum Penetapan Wakaf Di Dalam Islam?</strong></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Puritan, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Menurut Ibnu Hajar al-Asqalaniy<a href="https://hukumwakaf1.wordpress.com/#_ftn7" style="border: 0px; color: #a5cb55; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: bold; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.3s ease-in-out; vertical-align: baseline;" title="">[7]</a>, asal pensyariatan waqaf didasarkan pada hadits riwayat Ibnu Umar ra tentang kisah waqafnya Umar bin Khaththab ra:</div>
<div dir="RTL" style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Puritan, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
أَنْ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ أَصَابَ أَرْضًا بِخَيْبَرَ فَأَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْتَأْمِرُهُ فِيهَا فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أَصَبْتُ أَرْضًا بِخَيْبَرَ لَمْ أُصِبْ مَالًا قَطُّ أَنْفَسَ عِنْدِي مِنْهُ فَمَا تَأْمُرُ بِهِ قَالَ إِنْ شِئْتَ حَبَسْتَ أَصْلَهَا وَتَصَدَّقْتَ بِهَا قَالَ فَتَصَدَّقَ بِهَا عُمَرُ أَنَّهُ لَا يُبَاعُ وَلَا يُوهَبُ وَلَا يُورَثُ وَتَصَدَّقَ بِهَا فِي الْفُقَرَاءِ وَفِي الْقُرْبَى وَفِي الرِّقَابِ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَالضَّيْفِ لَا جُنَاحَ عَلَى مَنْ وَلِيَهَا أَنْ يَأْكُلَ مِنْهَا بِالْمَعْرُوفِ وَيُطْعِمَ غَيْرَ مُتَمَوِّلٍ</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Puritan, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Sesungguhnya Umar ra pernah mendapatkan sebidang tanah di Khaibar. Lalu, beliau mendatangi Nabi saw dan meminta nasehat mengenai tanah itu, seraya berkata, “Ya Rasulullah, saya mendapatkan sebidang tanah di Khaibar, yang saya tidak pernah mendapatkan harta lebih baik dari pada tanah itu”. Nabi saw pun bersabda, “Jika engkau berkenan, tahanlah batang pohonnya, dan bersedekahlah dengan buahnya. Ibnu Umar berkata, “Maka bersedekahlah Umar dengan buahnya, dan batang pohon itu tidak dijual, dihadiahkan, dan diwariskan. Dan Umar bersedekah dengannya kepada orang-orang fakir, para kerabat, para budak, orang-orang yang berjuang di jalan Allah, Ibnu Sabil , dan para tamu. Pengurusnya boleh memakan dari hasilnya dengan cara yang makruf, dan memberikannya kepada temannya tanpa meminta harganya…”</em> [HR. Imam Bukhari dan Muslim]</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Puritan, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ketika menjelaskan hadits di atas, Imam Ibnu Hajar menuturkan sebuah riwayat dari Imam Ahmad bahwasanya Ibnu Umar berkata, ”<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Waqaf pertama kali di dalam Islam adalah sedekahnya (waqafnya) Umar”.</em> Riwayat ini diperkuat oleh hadits yang dituturkan dari ’Amru bin Sa’ad bin Mu’adz, bahwasanya ia berkata, ”<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Kami bertanya tentang waqaf pertama kali di dalam Islam. Kaum Muhajirin menjawab, ”Waqafnya Umar”. Sedangkan kaum Anshor menjawab, ”Waqafnya Rasulullah saw”.<a href="https://hukumwakaf1.wordpress.com/#_ftn8" style="border: 0px; color: #a5cb55; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: bold; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.3s ease-in-out; vertical-align: baseline;" title=""><strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">[8]</strong></a></em></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Puritan, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Pensyariatan waqaf juga disandarkan para sebuah hadits yang dituturkan Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda:</div>
<div dir="RTL" style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Puritan, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Puritan, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Jika seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah amal perbuatannya, kecuali tiga hal; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang selalu mendoakannya.”</em>[HR. Muslim, Imam Abu Dawud, dan Nasa’iy]</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Puritan, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Imam Ibnu Katsirmengatakan,”<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pada hakekatnya, tiga amal perbuatan ini termasuk usaha dan perbuatannya sendiri; seperti yang telah disebutkan di dalam sebuah hadits shahih, “Sesungguhnya, rejeki yang paling baik adalah apa yang dimakan seorang laki-laki dari hasil usahanya sendiri; dan anaknya termasuk hasil usahanya.” </em><em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Sedekah jariyah, seperti wakaf dan lain sebagainya, merupakan bekas-bekas amal perbuatannya dan peninggalannya. Allah swt berfirman, “Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan</em>“[TQS. Yaasiin (36) :12]. <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ilmu yang ia sebarkan ke tengah-tengah manusia, kemudian diikuti oleh manusia setelah kematiannya; ini juga merupakan usaha dan amal perbuatannya. Telah disebutkan dalam hadits shahih, bahwa Rasulullah saw bersabda,”Siapa saja yang mengajak kepada petunjuk, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang-orang yang mengikuti petunjuk itu, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun.”</em><a href="https://hukumwakaf1.wordpress.com/#_ftn9" style="border: 0px; color: #a5cb55; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: bold; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.3s ease-in-out; vertical-align: baseline;" title=""><em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">[9]</em></a></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Puritan, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Imam Nawawiy, dalam <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Syarah Shahih Muslim </em>menjelaskan hadits di atas sebagai berikut:</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Puritan, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Para ulama menyatakan, bahwa amal perbuatan orang yang telah meninggal dunia terputus dengan kematiannya, kecuali tiga hal ini</em>. <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Sebab, tiga perkara tersebut berasal dari usaha orang yang telah meninggal itu sendiri. Sesungguhnya, anak shaleh termasuk hasil usahanya; demikian pula dengan ilmunya yang terus diajarkan atau dikaji setelah kematiannya, dan sedekah jariyah, yakni wakaf.. Pahala doa akan sampai kepada orang yang mati, demikian juga sedekah.</em>“<a href="https://hukumwakaf1.wordpress.com/#_ftn10" style="border: 0px; color: #a5cb55; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: bold; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.3s ease-in-out; vertical-align: baseline;" title="">[10]</a></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Puritan, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> </em>Menurut Imam Mubarakfuriy dalam <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Tuhfat al-Ahwadziy</em> ; yang dimaksud dengan terputusnya amal seseorang, adalah terputusnya ganjaran dan pahala dari amal perbuatannya, kecuali tiga perkara. Pahala dari tiga perkara ini tidak akan terputus; yakni sedekah jariyah yang berujud wakaf dan sedekah-sedekah yang tidak hilang manfaatnya; ilmu pengetahuan yang ditinggalkannya; dan anak sholeh yang selalu mendoakan dirinya. Menurut Ibnu Malik anak di sini <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">ditaqyid </em>(dibatasi) dengan anak sholeh. Sebab, pahala tidak akan didapatkan dari anak yang tidak sholeh.<a href="https://hukumwakaf1.wordpress.com/#_ftn11" style="border: 0px; color: #a5cb55; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: bold; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.3s ease-in-out; vertical-align: baseline;" title="">[11]</a></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Puritan, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Imam al-Sanadiy dalam <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Syarah Sunan al-Nasaiy </em>mengatakan; maksud terputusnya amal di sini adalah terputusnya pahala dari seluruh perbuatannya, kecuali pada tiga perbuatan. Ada sebagian ulama yang berpendapat, bahwa bentuk semacam ini adalah pengecualian yang dikaitkan dengan mafhum. Artinya, seluruh amal perbuatan anak Adam terputus kecuali tiga amal perbuatan tersebut.<a href="https://hukumwakaf1.wordpress.com/#_ftn12" style="border: 0px; color: #a5cb55; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: bold; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.3s ease-in-out; vertical-align: baseline;" title="">[12]</a></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Puritan, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> </strong>Al-Hafidz al-Suyuthiymengatakan,”<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> Syaikh Waliy al-Diin berpendapat, bahwa pahala dari tiga perkara ini tetaplah mengalir setelah kematian seseorang, dikarenakan adanya buah perbuatan mereka setelah dirinya meninggal, persis seperti ketika ia hidup di dunia. Adapun yang dimaksud dengan sedekah jariyah di sini adalah wakaf. Menurut Qadliy ‘Iyadl, amal perbuatan seseorang terputus berbarengan dengan kematiannya. Akan tetapi, selama orang tersebut menjadi sebab atau yang mengusahakan tiga perkara ini, yakni memiliki anak sholeh, dan ilmunya tetap disebarkan di tengah-tengah manusia, atau ia memiliki karangan yang tetap digunakan setelah kematiannya, atau melakukan sedekah jariyah, maka pahalanya akan tetap mengalir selama ketiga hal itu masih ada.”</em><a href="https://hukumwakaf1.wordpress.com/#_ftn13" style="border: 0px; color: #a5cb55; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: bold; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.3s ease-in-out; vertical-align: baseline;" title="">[13]</a></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Puritan, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Dalam kitab <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">‘Aun Ma’bud </em>disebutkan, bahwa faedah atau pahala baru amal perbuatan seseorang telah terputus kecuali, pahala dari tiga hal Pahala dari tiga hal ini — sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh–, akan tetap mengalir.<a href="https://hukumwakaf1.wordpress.com/#_ftn14" style="border: 0px; color: #a5cb55; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: bold; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.3s ease-in-out; vertical-align: baseline;" title="">[14]</a></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Puritan, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Senada pengertiannya dengan hadits di atas, Imam Ibnu Majah juga meriwayatkan sebuah hadits bahwasanya Rasulullah saw bersabda;</div>
<div dir="RTL" style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Puritan, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ وَوَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ وَمُصْحَفًا وَرَّثَهُ أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ أَوْ بَيْتًا لِابْنِ السَّبِيلِ بَنَاهُ أَوْ نَهْرًا أَجْرَاهُ أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا مِنْ مَالِهِ فِي صِحَّتِهِ وَحَيَاتِهِ يَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Puritan, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
”<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Sesungguhnya, diantara perbuatan dan kebaikan-kebaikan yang akan mengikuti seorang Mukmin setelah kematiannya adalah, ilmu yang disebarkannya, anak shaleh yang ditinggalkannya, mushhaf yang diwariskannya, masjid yang didirikannya, rumah yang didirikannya untuk ibnus sabil, sungai yang dialirkannya, atau sedekah yang dikeluarkan dari hartanya sewaktu sehatnya dan hidupnya; semuanya akan mengikutinya setelah kematiannya”.</em>[HR. Ibnu Majah]</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Puritan, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Hadits lain yang menunjukkan bahwa waqaf termasuk sunnah Nabi saw adalah hadits yang dituturkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah ra, bahwasanya ia berkata;</div>
<div dir="RTL" style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Puritan, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
أَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالصَّدَقَةِ فَقِيلَ مَنَعَ ابْنُ جَمِيلٍ وَخَالِدُ بْنُ الْوَلِيدِ وَعَبَّاسُ بْنُ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا يَنْقِمُ ابْنُ جَمِيلٍ إِلَّا أَنَّهُ كَانَ فَقِيرًا فَأَغْنَاهُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَأَمَّا خَالِدٌ فَإِنَّكُمْ تَظْلِمُونَ خَالِدًا قَدْ احْتَبَسَ أَدْرَاعَهُ وَأَعْتُدَهُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Puritan, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Rasulullah saw telah memerintahkan para shahabat untuk membayar zakat. Lalu, dikatakan bahwasanya Ibnu Jamil, Khalid bin Walid, dan ‘Abbas bin ‘Abdul Muthalib ra menolak membayar zakat. Nabi saw pun bersabda, “<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Tidaklah Ibnu Jamil menolak (membayar zakat) kecuali karena ia adalah fakir. Lalu, Allah swt dan RasulNya mengayakan dirinya. Adapun Khalid; sesungguhnya kalian telah mendzalimi Khalid. Sungguh, Khalid telah menahan (mewaqafkan) baju besinya, dan menyediakannya untuk berperang di jalan Allah……”</em>[HR. Bukhari dan Muslim]</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Puritan, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Apa Perbedaan Antara Zakat Dengan Wakaf?</strong></div>
<ol start="1" style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Puritan, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin: 0px 0px 1.5em 2em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Dari sisi hukumnya, zakat berhukum wajib sedangkan waqaf berhukum sunnah (mandub).</li>
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Orang yang diberi harta zakat, maka ia berhak atas kepemilikan benda dan manfaatnya sekaligus. Fakir miskin, ketika mendapatkan seekor kambing zakat misalnya, maka ia berhak memiliki kambing itu, dan semua manfaat dari kambing tersebut. Sedangkan pada kasus waqaf; penerima waqaf hanya berhak mengambil manfaat dan guna dari harta waqaf, dan ia tidak berhak memiliki atau menghabiskan harta waqafnya. Pada waqaf hewan ternak, misalnya waqaf kambing, maka penerima waqaf hanya berhak mengambil air susunya, atau manfaat dari kambing tersebut; sedangkan kambingnya tidak berhak ia miliki.</li>
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Zakat hanya diperuntukkan bagi 8 golongan yang telah disebutkan di dalam al-Quran. Sedangkan waqaf diperuntukkan tidak hanya bagi 8 golongan itu saja.</li>
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pada harta zakat tertentu disyaratkan adanya haul dan nishab. Adapun pada waqaf, tidak ada syarat haul dan nishab.</li>
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Jumlah zakat yang harus dikeluarkan dari harta-harta yang wajib dizakati telah ditentukan; misalnya, zakat emas dan perak sebesar 1/40, dan lain sebagainya. Dalam kasus waqaf, tidak ada ketentuan spesifik mengenai jumlah harta yang meski diwaqafkan.</li>
</ol>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Puritan, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Apa Perbedaan Waqaf Dengan Sedekah?</strong></div>
<ol start="1" style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Puritan, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin: 0px 0px 1.5em 2em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Waqaf termasuk bagian dari sedekah. Hanya saja, pada waqaf yang diambil hanyalah manfaat atau guna dari harta waqaf tersebut, tanpa melenyapkan harta waqafnya. Dengan kata lain, orang yang diberi waqaf hanya berhak atas manfaatnya belaka. Sedangkan sedekah dalam pengertian umum, adalah menyerahkan harta dan gunanya sekaligus kepada orang lain. Dengan demikian, penerima waqaf hanya berhak atas manfaat dan gunanya saja, tidak pada bendanya. Berbeda dengan sedekah; penerima sedekah berhak atas benda dan manfaatnya sekaligus.</li>
</ol>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Puritan, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Apa Perbedaan Wakaf Dengan Hibah (Hadiah)?</strong></div>
<ol style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Puritan, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin: 0px 0px 1.5em 2em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Hibah (hadiah) adalah pemberian harta milik seseorang pada saat masih hidup kepada orang lain. Hibah terjadi pada benda-benda yang mubah apapun; mulai dari makanan, minuman, uang, baju, rumah, tanah, dan lain sebagainya. Sedangkan harta yang diwaqafkan disyaratkan harus tetap utuh atau awet ketika dimanfaatkan. Tidak boleh mewakafkan harta yang mudah rusak, habis atau lenyap saat dimanfaatkan. Syarat seperti ini tidak berlaku pada harta yang hendak dihibahkan.</li>
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Harta yang dihibahkan maupun manfaatnya berhak dimiliki oleh penerima hibah. Adapun pada kasus waqaf, penerima waqaf hanya berhak atas manfaat dan gunanya saja</li>
</ol>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Puritan, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Khatimah</strong></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Puritan, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a href="https://hukumwakaf1.wordpress.com/" style="border: 0px; color: #a5cb55; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: bold; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.3s ease-in-out; vertical-align: baseline;" title="Badan Wakaf Al-Quran">Wakaf adalah</a> sunnah Nabi saw dan generasi <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">salafush shalih</em>. Di dalamnya terkandung manfaat yang sangat besar, baik bagi <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">waaqif</em>, naadzir (pengurus waqaf), maupun orang-orang yang menerima dan berhak memanfaatkan waqaf.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Puritan, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Bagi <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">waaqif</em>, <a href="https://hukumwakaf1.wordpress.com/" style="border: 0px; color: #a5cb55; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: bold; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.3s ease-in-out; vertical-align: baseline;" title="Badan Wakaf Al-Quran">wakaf adalah</a> investasi berharga di akherat kelak. Pasalnya, ketika banyak orang sudah tidak memiliki lagi “penghasilan akherat” akibat kematiannya, waaqif akan tetap mendapatkan aliran “<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">penghasilan itu</em>” sampai hari kiamat. Tentunya, hal ini merupakan kesuksesan luar biasa!</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Puritan, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Waqaf juga menunjukkan kesempurnaan kebaikan seseorang. Jika kebaikan telah ada pada diri seseorang, niscaya hidupnya akan selalu dilimpahi kemudahan dan keberkahan dari Allah swt. Lantas, di saat kita masih diberi kesempatan hidup dan kelebihan harta oleh Allah, mengapa kita tidak bergegas untuk mewaqafkan harta kita di jalan Allah?</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Puritan, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-bottom: 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div>
<br /></div>
</div>
lesbumihttp://www.blogger.com/profile/03148859441453389062noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3698491455519201188.post-60653657740323172272016-12-17T02:19:00.000-08:002016-12-17T02:19:12.262-08:00PENGERTIAN WAKAF<div align="justify" style="background-color: white; border-color: initial; border-style: initial; border-width: 0px; color: #222222; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgh6p-jM1lPapCbjil-I8IHW_eMHGdFSftSZc2vHnwcsXoe2a4QkfgZ6JVc67D9hDZS_J4-U_Jb9FrvlpeEMvNYsYe-RwJImlEquW4g9Ph5FAZtHvEUVniDVBfMmqvifrBrUEGwzA-_E1-p/s1600/LWPNU-300x300.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgh6p-jM1lPapCbjil-I8IHW_eMHGdFSftSZc2vHnwcsXoe2a4QkfgZ6JVc67D9hDZS_J4-U_Jb9FrvlpeEMvNYsYe-RwJImlEquW4g9Ph5FAZtHvEUVniDVBfMmqvifrBrUEGwzA-_E1-p/s1600/LWPNU-300x300.png" /></a></div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Secara etimologi, wakaf berasal dari perkataan Arab “Waqf” yang bererti “al-Habs”. Ia merupakan kata yang berbentuk masdar (infinitive noun) yang pada dasarnya berarti menahan, berhenti, atau diam. Apabila kata tersebut dihubungkan dengan harta seperti tanah, binatang dan yang lain, ia berarti pembekuan hak milik untuk faedah tertentu (Ibnu Manzhur: 9/359).</span></div>
<div align="justify" style="background-color: white; border-color: initial; border-style: initial; border-width: 0px; color: #222222; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="background-color: white; border-color: initial; border-style: initial; border-width: 0px; color: #222222; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Sebagai satu istilah dalam syariah Islam, wakaf diartikan sebagai penahanan hak milik atas materi benda (al-‘ain) untuk tujuan menyedekahkan manfaat atau faedahnya (al-manfa‘ah) (al-Jurjani: 328). Sedangkan dalam buku-buku fiqh, para ulama berbeda pendapat dalam memberi pengertian wakaf. Perbedaan tersebut membawa akibat yang berbeda pada hukum yang ditimbulkan. Definisi wakaf menurut ahli fiqh adalah sebagai berikut.</span></div>
<div align="justify" style="background-color: white; border-color: initial; border-style: initial; border-width: 0px; color: #222222; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="background-color: white; border-color: initial; border-style: initial; border-width: 0px; color: #222222; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Pertama, Hanafiyah mengartikan wakaf sebagai menahan materi benda (al-‘ain) milik Wakif dan menyedekahkan atau mewakafkan manfaatnya kepada siapapun yang diinginkan untuk tujuan kebajikan (Ibnu al-Humam: 6/203). Definisi wakaf tersebut menjelaskan bahawa kedudukan harta wakaf masih tetap tertahan atau terhenti di tangan Wakif itu sendiri. Dengan artian, Wakif masih menjadi pemilik harta yang diwakafkannya, manakala perwakafan hanya terjadi ke atas manfaat harta tersebut, bukan termasuk asset hartanya.</span></div>
<div align="justify" style="background-color: white; border-color: initial; border-style: initial; border-width: 0px; color: #222222; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="background-color: white; border-color: initial; border-style: initial; border-width: 0px; color: #222222; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Kedua, Malikiyah berpendapat, wakaf adalah menjadikan manfaat suatu harta yang dimiliki (walaupun pemilikannya dengan cara sewa) untuk diberikan kepada orang yang berhak dengan satu akad (shighat) dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan Wakif (al-Dasuqi: 2/187). Definisi wakaf tersebut hanya menentukan pemberian wakaf kepada orang atau tempat yang berhak saja.</span></div>
<div align="justify" style="background-color: white; border-color: initial; border-style: initial; border-width: 0px; color: #222222; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="background-color: white; border-color: initial; border-style: initial; border-width: 0px; color: #222222; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Ketiga, Syafi‘iyah mengartikan wakaf dengan menahan harta yang bisa memberi manfaat serta kekal materi bendanya (al-‘ain) dengan cara memutuskan hak pengelolaan yang dimiliki oleh Wakif untuk diserahkan kepada Nazhir yang dibolehkan oleh syariah (al-Syarbini: 2/376). Golongan ini mensyaratkan harta yang diwakafkan harus harta yang kekal materi bendanya (al-‘ain) dengan artian harta yang tidak mudah rusak atau musnah serta dapat diambil manfaatnya secara berterusan (al-Syairazi: 1/575).</span></div>
<div align="justify" style="background-color: white; border-color: initial; border-style: initial; border-width: 0px; color: #222222; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="background-color: white; border-color: initial; border-style: initial; border-width: 0px; color: #222222; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Keempat, Hanabilah mendefinisikan wakaf dengan bahasa yang sederhana, yaitu menahan asal harta (tanah) dan menyedekahkan manfaat yang dihasilkan (Ibnu Qudamah: 6/185). Itu menurut para ulama ahli fiqih. Bagaimana menurut undang-undang di Indonesia? Dalam Undang-undang nomor 41 tahun 2004, wakaf diartikan dengan perbuatan hukum Wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah.</span></div>
<div align="justify" style="background-color: white; border-color: initial; border-style: initial; border-width: 0px; color: #222222; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="background-color: white; border-color: initial; border-style: initial; border-width: 0px; color: #222222; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Dari beberapa definisi wakaf tersebut, dapat disimpulkan bahwa wakaf bertujuan untuk memberikan manfaat atau faedah harta yang diwakafkan kepada orang yang berhak dan dipergunakan sesuai dengan ajaran syariah Islam. Hal ini sesuai dengan fungsi wakaf yang disebutkan pasal 5 UU no. 41 tahun 2004 yang menyatakan wakaf berfungsi untuk mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum.</span></div>
<div align="justify" style="background-color: white; border-color: initial; border-style: initial; border-width: 0px; color: #222222; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="background-color: white; border-color: initial; border-style: initial; border-width: 0px; color: #222222; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border-color: initial; border-style: initial; border-width: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Rukun Wakaf</span></strong></div>
<div align="justify" style="background-color: white; border-color: initial; border-style: initial; border-width: 0px; color: #222222; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="background-color: white; border-color: initial; border-style: initial; border-width: 0px; color: #222222; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Rukun Wakaf Ada empat rukun yang mesti dipenuhi dalam berwakaf. Pertama, orang yang berwakaf (al-waqif). Kedua, benda yang diwakafkan (al-mauquf). Ketiga, orang yang menerima manfaat wakaf (al-mauquf ‘alaihi). Keempat, lafadz atau ikrar wakaf (sighah).</span></div>
<div align="justify" style="background-color: white; border-color: initial; border-style: initial; border-width: 0px; color: #222222; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="background-color: white; border-color: initial; border-style: initial; border-width: 0px; color: #222222; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border-color: initial; border-style: initial; border-width: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Syarat-Syarat Wakaf</span></strong></div>
<div align="justify" style="background-color: white; border-color: initial; border-style: initial; border-width: 0px; color: #222222; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="background-color: white; border-color: initial; border-style: initial; border-width: 0px; color: #222222; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">1. Syarat-syarat orang yang berwakaf (al-waqif)Syarat-syarat al-waqif ada empat, pertama orang yang berwakaf ini mestilah memiliki secara penuh harta itu, artinya dia merdeka untuk mewakafkan harta itu kepada sesiapa yang ia kehendaki. Kedua dia mestilah orang yang berakal, tak sah wakaf orang bodoh, orang gila, atau orang yang sedang mabuk. Ketiga dia mestilah baligh. Dan keempat dia mestilah orang yang mampu bertindak secara hukum (rasyid). Implikasinya orang bodoh, orang yang sedang muflis dan orang lemah ingatan tidak sah mewakafkan hartanya.</span></div>
<div align="justify" style="background-color: white; border-color: initial; border-style: initial; border-width: 0px; color: #222222; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="background-color: white; border-color: initial; border-style: initial; border-width: 0px; color: #222222; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">2. Syarat-syarat harta yang diwakafkan (al-mauquf)Harta yang diwakafkan itu tidak sah dipindahmilikkan, kecuali apabila ia memenuhi beberapa persyaratan yang ditentukan oleh ah; pertama barang yang diwakafkan itu mestilah barang yang berharga Kedua, harta yang diwakafkan itu mestilah diketahui kadarnya. Jadi apabila harta itu tidak diketahui jumlahnya (majhul), maka pengalihan milik pada ketika itu tidak sah. Ketiga, harta yang diwakafkan itu pasti dimiliki oleh orang yang berwakaf (wakif). Keempat, harta itu mestilah berdiri sendiri, tidak melekat kepada harta lain (mufarrazan) atau disebut juga dengan istilah (ghaira shai’).</span></div>
<div align="justify" style="background-color: white; border-color: initial; border-style: initial; border-width: 0px; color: #222222; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="background-color: white; border-color: initial; border-style: initial; border-width: 0px; color: #222222; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">3. Syarat-syarat orang yang menerima manfaat wakaf (al-mauquf alaih) Dari segi klasifikasinya orang yang menerima wakaf ini ada dua macam, pertama tertentu (mu’ayyan) dan tidak tertentu (ghaira mu’ayyan). Yang dimasudkan dengan tertentu ialah, jelas orang yang menerima wakaf itu, apakah seorang, dua orang atau satu kumpulan yang semuanya tertentu dan tidak boleh dirubah. Sedangkan yang tidak tentu maksudnya tempat berwakaf itu tidak ditentukan secara terperinci, umpamanya seseorang sesorang untuk orang fakir, miskin, tempat ibadah, dll. Persyaratan bagi orang yang menerima wakaf tertentu ini (al-mawquf mu’ayyan) bahwa ia mestilah orang yang boleh untuk memiliki harta (ahlan li al-tamlik), Maka orang muslim, merdeka dan kafir zimmi yang memenuhi syarat ini boleh memiliki harta wakaf. Adapun orang bodoh, hamba sahaya, dan orang gila tidak sah menerima wakaf. Syarat-syarat yang berkaitan dengan ghaira mu’ayyan; pertama ialah bahwa yang akan menerima wakaf itu mestilah dapat menjadikan wakaf itu untuk kebaikan yang dengannya dapat mendekatkan diri kepada Allah. Dan wakaf ini hanya ditujukan untuk kepentingan Islam saja.</span></div>
<div align="justify" style="background-color: white; border-color: initial; border-style: initial; border-width: 0px; color: #222222; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<br />
<div style="background-color: white; color: #222222;">
</div>
<div style="background-color: white; clear: both; color: #222222;">
</div>
<br />
<div align="justify" style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; border-color: initial; border-style: initial; border-width: 0px; color: #222222; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; margin: 0px; orphans: 2; outline: 0px; padding: 0px; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">4. Syarat-syarat Shigah Berkaitan dengan isi ucapan (sighah) perlu ada beberapa syarat. Pertama, ucapan itu mestilah mengandungi kata-kata yang menunjukKan kekalnya (ta’bid). Tidak sah wakaf kalau ucapan dengan batas waktu tertentu. Kedua, ucapan itu dapat direalisasikan segera (tanjiz), tanpa disangkutkan atau digantungkan kepada syarat tertentu. Ketiga, ucapan itu bersifat pasti. Keempat, ucapan itu tidak diikuti oleh syarat yang membatalkan. Apabila semua persyaratan diatas dapat terpenuhi maka penguasaan atas tanah wakaf bagi penerima wakaf adalah sah. Pewakaf tidak dapat lagi menarik balik pemilikan harta itu telah berpindah kepada Allah dan penguasaan harta tersebut adalah orang yang menerima wakaf secara umum ia dianggap pemiliknya tapi bersifat ghaira tammah.</span></div>
lesbumihttp://www.blogger.com/profile/03148859441453389062noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3698491455519201188.post-43168658305268005182016-12-17T01:53:00.001-08:002016-12-17T01:53:03.687-08:00Pengertian Zakat Infaq Shadaqah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLB8adbhhNwZuKpQgTfcPaskRyZ8ZpFnw3jLW-P2MeWI6YRrtKPapj_8qbW2dbcQNBQj0phtxqXuTL7fKPj31jc-obalno1iVJAyglT63xNPHVdCpzhPzkUDLqJhBmtY9F0C96PtpRhf1C/s1600/download+%25281%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLB8adbhhNwZuKpQgTfcPaskRyZ8ZpFnw3jLW-P2MeWI6YRrtKPapj_8qbW2dbcQNBQj0phtxqXuTL7fKPj31jc-obalno1iVJAyglT63xNPHVdCpzhPzkUDLqJhBmtY9F0C96PtpRhf1C/s1600/download+%25281%2529.jpg" /></a></div>
Zakat merupakan salah satu rukun islam ke tiga yang diwajibkan kepada setiap muslim. Zakat infaq dan shadaqah merupakan salah satu topic selalu menarik untuk dikaji dan di diskusikan. Karena zakat infaq dan shadaqah dalam peranannya memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengentasan kemiskinan.<br />
Zakat adalah salah satu rukun islam dan merupakan kewajiban umat islam dalam rangka pelaksanaan dua kalimat syahadat. Selain perkataan zakat, Al-Qur'an juga memperkenalkan istilah shadaqah untuk perbuatan-perbuatan yang berkenaan dengan harta kekayaan yang dipunyai seseorang. Didalam Al-Qur'an istilah shadaqah dipakai, baik untuk zakat maupun untuk sedekah biasa, namun, kalo dipandang dari segi hukum seperti telah disinggung diatas, keduanya berbeda. Perbedaan itu sebagai berikut.<br />
1. Zakat mempunyai fungsi yang jelas untuk menyucikan atau membersihkan harta dan jiwa pemberinya. dan merupakan suatu kewajiban. Sikapnya sukarela dan tidak terikat pada syarat-syarat tertentu dalam pengeluarannya baik mengenai jumlah, waktu dan kadarnya.<br />
<br />
1. PENGERTIAN ZAKAT<br />
Arti zakat dalam syaria'at islam : sebagai harta yang wajib diberikan kepada orang-orang yang tertentu,dengan syarat-syarat yang tertentu pula.Secara teknis, zakat berarti menyucikan harta milik seseorang dengan cara pendistribusian-oleh kaum kaya-sebagiannya kepada kaum miskin-sebagai hak mereka,denagan membayaran zakat, maka seseorang memperoleh penyucian hati dan dirinya serta melakukan tindakan yang benar dan memproleh rahmat selain hartanya selaen hartanya akan bertambah. Dalam al-qur'an diperintahkan sebagai berikut: " Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan rukunlah beserta orang-orang yang ruku ( al-baqorah 43). Dari segi istilah fiqih, zakat berarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah yang diserahkan kepada orang-orang yang berhak.Menurut mazhab Imam Syafi'i zakat adalah sebuah ungkapan keluarnya harta atau tubuh sesuai dengan secara khusus. Sedangkian menurut mazhab Imam Hambali, zakat ialah hakl yang wajib dikeluarkan dari harta yang khusus untuk kelompok yang khusus pula, yaitu kelompok yang disyaratkan dalam Al-Qur'an. Zakat suatu' ibadah yang penting pula. Kerap kali dalam Al-Qur'an menerangkan zakat beriringan dengan menerangkan sembahyang. Tuhan menyebutkan zakat beriringan dengan urusan shalat. Ini menunjukkan bahwa antara zakat dengan shalat mempunyai perhubungan yang erat sekali dalam hal keutamaannya. Sembahyang dipandang seutama-utama 'ibadah badaniah dan zakat dipandang seutama-utama 'ibadah Maaliyah. Zakat itu wajib untuk semua ummat islam, sama dengan wajib sholat. Allah Swt telah mewajibkan zakat atas hamba-hambanya. Barang siapa yang menginkari kewajiban zakat, maka ia menjadi kafir. Orang yang mengakui kefardu'annya tapi tidak mau memberi, didesak dan diambil secara paksa. Tetapi jika mereka berjumlah banyak, maka mereka diperangi, sebagai yang telah dilakukan oleh abu baker siddiq.<br />
BEBERAPA HUKUM ZAKAT<br />
a. zakat itu diwajibkan atas muslim yang merdeka, tidak disyaratkan sampai umur dan berakal.<br />
b. Zakat itu wajib pada permintaan sebagaiman wajib pada unta, sapi, kambing,dan pada tiap-tiap tumbuh-tumbuhan dan zakat itu ditunaikan pada tiap-tiap pada tahun sekali.<br />
c. Islam telah memperhatikan soal zakat ini, waktunya kadarnya, nisabnya, orang yang wajib atasnya dan orang-orang yang berhak menerimanya.<br />
<br />
2. Shadaqoh<br />
Pengertian shadaqoh atau sedakah secara bahasa berasal dari kata "shadaqa" yang artinya "benar" tersurat dari kata ini bahwa yang bersedekah adalah orang yang benar imannya. Pengertian shadaqoh sama dengan pengertian infaq sama juga hukum dan ketentuannya, perbedaannya adalah infaq hanya berkaitkan dengan meteri sedangan shadaqoh memiliki arti luas menyangkut juga hal yang bersifat non mareril. Hadist riwayat imam muslim Abu Zar, Rasulullah menyatakan bahwa tidak mampu bersedekah dengan harta, membaca tasbih, tahmid, tahlit, berhubungan suami istri atau melakukan kegiatan amar ma'aruf nahi mungkar adalah sedekah. Dalam hadist lain dikatakan senyum adalah shadoqoh Shadaqah atau sedekah adalah pemberian sukarela yang dilakukan olehg seseorang kepada orang lain, terutama kepada orang-orang miskin, setiap kesempatan terbuka yang tidak ditentukan baik jenis, jumlah maupun waktunya. Lembaga sedekah sangat digalakkan oleh ajaran islam untuk menanamkan jiwa sosial dan mengurangi penderitaan orang lain. Sedangkan tidak terbatas pada pemberian yang bersifat material saja, tetapi juga berupa jasa yang bermanfaat bagi orang lain. Bahkan senyum yang dilakukan dengan ikhlas untuk menyenangkan orang lain. Termasuk dalam katagori shadaqah. Adapun secara termenologi syariat shadaqah adalah pemberian sukarela yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain, terutama kebada orang-orang miskin setiap kesempatan terbuka yang tidak di tentukan baik jenis, jumlah maupun waktunya, sedekah tidak terbatas pada pemberian yang bersifat material saja tetapi juga dapat berupa jasa yang bermanfaat bagi orang lain. Bahkan senyum yang dilakukan dengan ikhlas untuk menyenangkan orang lain termasuk kategori sedekah. Shadaqoh mempunyai cakupan yang sangat luas dan digunakan al-qur'an untuk mencakup segala jenis sumbangan. Sedekah berarti memberi derma, termasuk memberikan derma untuk mematuhi hukum dimana kata zakat digunakan didalam al-qur'an dan sunah. Zakat telah disebut pula sedekah karena zakat merupakan sejenis derma yang diwajibkan sedangkan sedekah adalah sukarela, zakat dikumpulkan oleh pemerintah sebagai suatu pengutan wajib, sedegkan sedekah lainnya dibayarkan secara sukarela. Jumlah dan nisab zakat di tentukan, sedangkan jumlah sedekah yang lainya sepenuhnya tergantung keinginan yang menyumbang. Pengeluaran infak tidak ditentukan jumlah dan waktunya. Dapat disimpulkan bahwasanya infak adalah pengeluaran secara sukarela setiap kali seorang muslim menerima rizki dari allah swt sejumlah yang dikehendaki oleh si penerima rizki tersebut. Shadaqah dapat bermakna infaq, zakat dan kebaikan non materi. Dalam hadist Rasulullah memberi jawaban kepada orang-orang miskin yang cemburu terhadap orang kaya yang banyak bershadaqah dengan hartanya, beliau bersabda: "Setiap tasbih adalah shadaqah, setiap takbir shadaqah, setiap tahmid shadaqah, setiap amar ma'ruf adalah shadaqah, nahi munkar shadaqah dan menyalurkan syahwatnya kepada istri shadaqah". Dan shadaqah adalah ungkapan kejujuran iman seseorang. Selain itu ada istilah shadaqah dan infaq, sebagian ulama fiqih, menyatakan bahwa shadaqah wajib dinyatakan zakat, sedangkan shadaqah sunah dinamakan infaq. Sebagian yang lain mengatakan infaq wajib dinamakan zakat, sedangkan infaq sunah dinamakan shadaqah.<br />
<br />
3. Infaq<br />
Infaq adalah pengeluaran sukalrela yang di lakukan seseorang, setiap kali ia memperoleh rizki, sebanyak yang ia kehendakinya. Menurut bahasa infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan harta untuk kepentingan sesuatu. Sedangangkan menurut islilah syari'at, infaq adalah mengeluarkan sebagian harta yang diperintahkan dalam islam. Infaq berbeda dengan zakat, iinfaq tidak mengenal nisab atau jumlah harta yang ditentukan secara hukum. Infaq tidak harus diberikan kepada mustahik tertentu, melainkan kepada siapapun misalnya orang tua, kerabat, anak yatim, orang miskin, atau orong-orang yang sedang dalam perjalanan. Dalil naqli yang mendasadri infaq sebagaimana firman allah dalam al-qur'an (al-imran:4 ) Adapun urgensi infaq bagi seorang muslim antara lain:<br />
• Infaq merupakan bagian dari keimanan dari seorang muslim<br />
• Orang yang enggan berinfaq adalah orang yang menjatuhkan diri dalam kebinasaan.<br />
• Di dalam ibadah terkantung hikmah dan mamfaat besar.hikmah dan mamfaat infaq adalah sebagai realisasi iman kepada allah, merupakan sumber dana bagi pembangunan sarana maupun prasarana yang dibutuhkan ummat islam, menolong dan membantu kaum duafa. Perbedaan antara zakat da infaq adalah. Zakat hukumnya wajib sedangkan infaq hukumnya sunnah, zakat ditentukan nisabnya sedangkan infaq tidak memiliki batas, zakat ditentukan siapa saja yang berhak menerimanya sedangkan infaq boleh diberikan kepada siapa saja. Infaq ada yang wajib ada juga yang sunah. Infaq yang wajib diantaranya zakat, kafarat, nazar, dan lain-lain. Infaq sunah diantaranya, infaq kepada para fakir miskin, sesama muslim, infaq bencana alam, infaq kemanusiaan, dan lain-lain. Terkait dengan infaq Rasulullah bersabda dalm hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim ada malaikat yang senantiasa berdoa setiap pagi dan sore: "Ya Allah berilah orang yang berinfaq, gantinya. Dan berkata yang lain: "Ya Allah yang menahan infaq, kehancuran".<br />
<br />
KESIMPULAN<br />
Bahwasanya zakat,infaq, dan shodaqoh merupakan kebuktian iman kita kepada allah dan sesama muslim yang membutuhkannya. Dan hikmah dari semua itu adalah :<br />
1. Menghindari kesenjangan sosial antara orang kaya dan kaum dhu'afa<br />
2. Membersihkan dan mengingkis akhlak yang buruk<br />
3. Alat membersih harta dan menjagah dari ketamakan orang jahat<br />
4. ungkapan rasa syukur atas nikmat yang allah berikan<br />
5. untuk pengembangan potensi ummat<br />
6. dukunkan moral kepada prang yang baru masuk islam<br />
7. menolong, membantu,dan membina kaum dhu'afa yang lemah<br />
<div>
<br /></div>
lesbumihttp://www.blogger.com/profile/03148859441453389062noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3698491455519201188.post-16533164922108151952016-12-14T17:11:00.000-08:002016-12-18T04:00:06.047-08:00Doa Menyembelih Hewan Qurban<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjReTiMFuS8zgsLD0xuJYylaLK7fKnkebNk5IHPsaP9vhdWzDJOKVw1GHKhbf8AmrQqV65pcQKDtp6_j-u_9xL7dwp5qpbVBIVR3B2RHmtN2lzuPlHaznNJ-34_myVh2Wk7FTV7XB9Syrbd/s1600/15592006_1152607908192441_1018746557_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="274" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjReTiMFuS8zgsLD0xuJYylaLK7fKnkebNk5IHPsaP9vhdWzDJOKVw1GHKhbf8AmrQqV65pcQKDtp6_j-u_9xL7dwp5qpbVBIVR3B2RHmtN2lzuPlHaznNJ-34_myVh2Wk7FTV7XB9Syrbd/s320/15592006_1152607908192441_1018746557_n.jpg" width="320" /></a></div>
Penyembelihan hewan kurban adalah bagian dari ibadah yang sangat dianjurkan. Untuk menyempurnakan ibadah itu, kita dianjurkan untuk berdoa ketika penyembelihan hewan kurban. Inilah doa yang dibaca sesaat sebelum hewan kurban kita disembelih. Doa ini dibaca dengan harapan Allah menerima ibadah kurban kita.<br />
<br />
اَللَّهُمَّ هَذِهِ مِنْكَ وَإِلَيْكَ فَتَقَبَّلْ مِنِّيْ يَا كَرِيْمُ<br />
<br />
Allâhumma hâdzihî minka wa ilaika, fataqabbal minnî yâ karîm<br />
<br />
Artinya, “Ya Tuhanku, hewan ini adalah nikmat dari-Mu. Dan dengan ini aku bertaqarrub kepada-Mu. Karenanya hai Tuhan Yang Maha Pemurah, terimalah taqarrubku.”<br />
<br />
Doa ini bisa kita temukan antara lain di buku Irsyadul Anam fi Tarjamati Arkanil Islam karya Sayid Utsman bin Yahya atau Tausyih ala Ibni Qasim karya Syekh M Nawawi bin Umar Banten.<br />
<br />
Namun demikian ada sejumlah doa yang dianjurkan ketika kita mengambil ancang-ancang untuk menyembelih hewan kurban. Hal ini ditunjukkan oleh Syekh M Nawawi Banten dalam Tausyih ala Ibni Qasim.<br />
<br />
Menurutnya, sebelum kita menghadapkan hewan kurban ke kiblat dan siap menggoreskan senjata tajam, kita dianjurkan membaca bismillâh, lengkap dan sempurnanya bismillâhir rahmânir rahîm. Setelah itu kita dianjurkan membaca sholawat untuk Rasulullah SAW, bertakbir tiga kali. Setelah menghadap kiblat dan sesaat sebelum menyembelih, kita dianjurkan membaca doa menyembelih seperti di atas.<br />
<br />
Berikut ini kami urutkan bacaan doanya.<br />
<br />
1. Baca “Bismillâh”<br />
<br />
بِسْمِ اللهِ<br />
<br />
Artinya, “Dengan nama Allah”<br />
<br />
Lebih sempurna “Bismillâhir rahmânir rahîm”<br />
<br />
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ<br />
<br />
Artinya, “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang”<br />
<br />
2. Baca sholawat untuk Rasulullah SAW<br />
<br />
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ<br />
<br />
Allâhumma shalli alâ sayyidinâ muhammad, wa alâ âli sayyidinâ muhammad.<br />
<br />
Artinya, “Tuhanku, limpahkan rahmat untuk Nabi Muhammad SAW dan keluarganya.”<br />
<br />
3. Baca takbir tiga kali dan tahmid sekali<br />
<br />
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلهِ الْحَمْدُ<br />
<br />
Allâhu akbar, Allâhu akbar, Allâhu akbar, walillâhil hamd<br />
<br />
Artinya, “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala puji bagi-Mu.”<br />
<br />
4. Baca doa menyembelih<br />
<br />
اَللَّهُمَّ هَذِهِ مِنْكَ وَإِلَيْكَ فَتَقَبَّلْ مِنِّيْ يَا كَرِيْمُ<br />
<br />
Allâhumma hâdzihî minka wa ilaika, fataqabbal minnî yâ karîm<br />
<br />
Artinya, “Ya Tuhanku, hewan ini adalah nikmat dari-Mu. Dan dengan ini aku bertaqarrub kepada-Mu. Karenanya hai Tuhan Yang Maha Pemurah, terimalah taqarrubku.”<br />
<br />
Adapun takbir pada poin ketiga bisa juga dibaca sebelum bismillah pada poin pertama. Demikian doa yang dianjurkan dalam rangkaian upacara penyembelihan hewan kurban. Keterangan ini bisa ditemukan antara lain di buku Tausyih ala Ibni Qasim karya Syekh M Nawawi Banten. Wallahu a‘lam. (Alhafiz Kurniawan)<br />
<br />lesbumihttp://www.blogger.com/profile/03148859441453389062noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3698491455519201188.post-21775370959329253712016-12-11T15:55:00.000-08:002016-12-11T15:55:02.064-08:00BERQURBAN YANG BENAR<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKxgokY5Zpg-7HNCOG8TAuELLQJWrGDSiTFp-9C1G7ZXF3ob0GsJuXrek2tnfSSgCMEljCj3P7fxVS-DxQu0cUsiAknqXywTo0bvV-szSi7b58uuHB0o7OK_WQN723f4CbUcbIbcmEZFdi/s1600/15403264_1149422855177613_986233470_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKxgokY5Zpg-7HNCOG8TAuELLQJWrGDSiTFp-9C1G7ZXF3ob0GsJuXrek2tnfSSgCMEljCj3P7fxVS-DxQu0cUsiAknqXywTo0bvV-szSi7b58uuHB0o7OK_WQN723f4CbUcbIbcmEZFdi/s320/15403264_1149422855177613_986233470_n.jpg" width="320" /></a></div>
Pertama : Pengertian Qurban<br />
Kata “Qurban” berasal dari bahasa Arab: (قرب – يقرب - قربانا) artinya: Dekat atau pendekatan. Kurban juga disebut dengan al-udhhiyyah dan adh-dhahiyyah yang berarti binatang sembelihan, seperti unta, sapi (kerbau), dan kambing yang disembelih pada hari raya Idul Adha dan hari-hari tasyriq sebagai bentuk taqarrub atau mendekatkan diri kepada Allah.Kata “Udhiyah” berasal dari bahasa Arab diambil dari kata أَضْحَى (adh-ha).<br />
yang artinya terang, awal siang, setelah terbitnya matahari dan akar kata dasarnya "ضحى” dhuha yang selama ini sering kita gunakan untuk sebuah nama sholat, yaitu sholat dhuha di saat terbitnya matahari hingga menjadi putih cemerlang.<br />
Sedangkan الأضحية (al-udhiyah / qurban) menurut syariat[2] adalah: “ sesuatu yang disembelih dari binatang ternak, berupa unta, sapi dan kambing untuk mendekatkan diri kepada Allah yang disembelih pada hari raya Idul Adha, pada tanggal 10 Dzulhijjah setelah selesai shalat ‘Idul Adha, dan pada hari-hari Tasyrik yaitu pada hari ke 11, 12, dan 13 Dzulhijah.<br />
كُلُّ أَيَّامِ التَّشْرِيقِ ذَبْحٌ (رواه الدارقطنى و البيهقى(<br />
"Semua hari-hari Tasyriq adalah (waktu) menyembelih qurban”(HR. Ad-Daruquthni dan Al Baihaqi didalam As-Sunanul Kubro)<br />
<br />
Kedua :<br />
Hukum menyembelih qurban<br />
Hukum menyembelih qurban menurut mayoritas Ulama selain Imam Abu Hanifah[3] adalah sunnah muakkad bagi ummat Islam, atau sunnah yang sangat diharap dan dikukuhkan oleh yang sanggup. Ibadah Qurban adalah termasuk syiar agama yang ditetapkan dalilnya dari Alquranul Karim, Sunnah Nabawiyah dan Ijma’ ulama[4]. Syi’ar berqurban disyariatkan pada tahun ke-2 Hijirah.<br />
<br />
Pembagian sunnah ada 2 macam :<br />
1. Sunnah ‘Ainiyah, yaitu : Sunnah yang dilakukan oleh setiap orang yang mampu.<br />
2. Sunnah Kifayah, yaitu : Disunnahkan dilakukan oleh seorang kepala keluarga dengan menyembelih 1 ekor atau 2 ekor untuk semua keluarganya dan termasuk yang dibawah tanggungannya.<br />
.<br />
Ketiga: Kapan berqurban menjadi wajib<br />
<br />
Pada dasarnya berqurban adalah Sunnah Muakkad, akan tetapi akan berubah menjadi wajib dengan empat sebab:<br />
1. Dengan bernadzar, seperti : Seseorang berkata : “Aku bernazar akan berqurban pada tahun ini.” Atau “Aku bernadzar qurban tahun ini.” Maka saat itu qurban menjadi wajib bagi orang tersebut.<br />
2. Dengan mewajibkan atas dirinya seperti ia berkata: Wajibkan bagiku berqurban pada tahun ini.<br />
3. Dengan mewasiatkan, seperti: Jika aku telah berangkat ketanah suci atau jika aku sehat atau jika aku wafat aku wasiatkan kepadamu untuk berqurban dariku.<br />
4. Dengan menentukan, maksudnya : Jika seseorang mempunyai seekor kambing lalu berkata : “Kambing ini aku pastikan menjadi qurban.” Maka saat itu qurban dengan kambing tersebut adalah wajib.<br />
Dalam hal ini sangat berbeda dengan ungkapan seseorang : “Aku mau (bercita-cita) berqurban dengan kambing ini. “ Maka dengan ungkapan ini tidak akan menjadi wajib karena dia belum memastikan dan menentukan. Dan sangat berbeda dengan kalimat yang sebelumnya, yaitu “Aku jadikan kambing ini kambing qurban.Bila hanya menyebut atau mengatakan jika ada rezeki saya akan berqurban tahun ini, sebutan itu masih umum dan jatuh sunnah (bukan wajib)., sebab masih dalam bentuk cita-cita.”<br />
<br />
Keempat : Waktu Berqurban<br />
Waktu menyemblih qurban itu diperkirakan dimulai dari : Setelah terbitnya matahari di hari raya qurban dan setelah selesai 2 roka’at sholat hari raya idul adha ringan dan 2 khutbah ringan (mulai dari matahari terbit tambah 2 rokaat shalat ‘Idul Adha dan 2 khutbah), maka tibalah waktu untuk menyemblih qurban. Bagi yang tidak melakukan sholat hari raya ia harus memperkirakan dengan perkiraan tersebut atau menunggu selesainya sholat dan khutbah dari masjid yang ada di daerah tersebut atau sekitarnya[5]. Dan waktu menyembelih qurban berakhir saat terbenamnya matahari di hari tasyrik tanggal 13 Dzulhijjah<br />
<br />
Apabila sembelihan terjadi diluar waktu yang telah ditetapkan Rasulullah SAW maka tidak termasuk Qurban yang dimakksud dalam Syariat Islam, tapi hanya sebagai sedekah biasa. Demikian juga dengan memberikan binatang ternak hiidup-hidup kepada fakir miskin niat Qurban tidak jatuh sebagai qurban, tapi jatuh sebagai sedekah biasa, karena sudah menyalahi syarat, kaifiyat, waktu dan qurban tidak hanya di berikan kepada fakir miskin tapi semua lapisan berhak mendapat, baik kaya, miskin, dekat, jauh, kawan dan kita sendiri boleh memakannya jika qurban itu humnya sunnah[6].<br />
<br />
Kelima: Syarat Orang Yang Berqurban<br />
<br />
1. Seorang muslim / muslimah, tidak sah qurban dari orang kafir,karena dia tida ahli niat dan ibadah.<br />
2. Usia baligh (dewassa), tidak sah niat dari anak-anak yang belum dewasa, namunn sah dan sunnah anak-anak yang belum dewasa berqurban dengan diniatkan orang tuanya (walinya) dan mengajarinya untuk berniat qurban sebagai bentuk pendidikan.<br />
3. Berakal tidak sah dari yang gila, sunnah bagi walinya untuk berqurban atas nama orang gila tersebut seperti diatas.<br />
4. Mampu, mampu disini adalah punya kelebihan dari makanan pokok, pakaian dan tempat tinggal untuk dirinya dan keluarganya di hari raya Idul Adha dan hari Tasyrik.<br />
Maka bagi siapapun yang memenuhi syarat-syarat tersebut, maka sunnah muakkad baginya untuk melakukan ibadah qurban.<br />
<br />
Keenam: Umur hewan qurban<br />
1. Unta, diperkirakan umurnya 5 – 6 tahun<br />
2. Sapi, atau kerbau minimal umurnya2 tahun ke atas, kecuali terlalu sulit untuk mendapakannya, maka dipilih yang dibawah umur dua tahun dengan tetap mencari yang lebih tua secara berurut kebawah umur dua tahun dan tidak kurang satu tahun .<br />
3. Domba atau kambing dengan bermacam- macam jenisnya, minial umur 1 tahun, jika sangat kesulitan untuk mendapatkannya maka dicari umur diabawahnya dengan mengurut yang lebih tua sampai minimal 6, 8, 9 bulan, namun tetap memperhatikan apakah gigi seri atas sudah gugur, jika belum gugur maka tidak memadai dijadikan qurban[7].<br />
<br />
Ketujuh: Sifat-sifat Binatang yang Tidak Boleh Dijadikan Qurban<br />
<br />
1. Buta sebelah mata dan butanya nampak jelas<br />
2. Berpenyakitan yang jelas sakitnya, seperti penyakit kurap yang dengan sebab itu kulitnya tidak dapat dimanfaatkan.<br />
3. Pincang salah satu kakinya, dimaafkan pincang yang ringan dan tidak mengganggu jalannya untuk mencari makan.<br />
4. Binatang ternak yang kurus kering, seperti tidak ada taknya atau sumsum pada tulang kosong, tanda-tandanya malas tidak ada keinginan untuk makan tumbuhan.<br />
5. Ada sebagian dagingnya yang hilang walaupun sedikit.<br />
6. Makruh tapi memadai seperti ada sebagian yang kurang dari kelengkapan anggota tubuhnya semenjak lahirnya, tapi tidak mengurangi kadar daging seperti: Tidak punya peler atau hanya satu biji, tidak bertanduk, atau kupingnya kecil, atau kantung susunya sudah mengecil. Namun tetap yang terbaik dan lebih afdhal jika semuanya sempurna[8]. Hewan betina sah dan memadai untuk dijadikan qurban selama memenuhi syarat.<br />
7. Tidak memadai qurban atau menjadi sedekah biasa jika ada yang kurang dari tubuhnya yang sudah ada semenjak lahir, seperti: Terpotong kupingnya, terputus tanduknya atau kukunya atau luka, namun dimaafkkan jika itu terjadi bukan karena kelalaian atau kurang perhatian[9].<br />
<br />
Kedelapan:<br />
Sunat-sunat dalam Menyembelih Qurban <br />
1. Dalam keadaan suci daripada hadas besar atau kecil.<br />
2. Menghadap qiblat.<br />
3. Membaca doa:<br />
<br />
a. Doa menyembelih atas nama diri sendiri:<br />
“اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمْ بِسْمِ اللهِ، واللهُ أَكْبَرُ، اللهُمَّ مِنْكَ، وَلَكَ وَمِنِّيْ فَتَقَبَّلْهُ ِمنِّيْ<br />
“ Allah Maha Besar, Ya Allah ini dari-MU dan milk-MU dan untuk-MU dan dariku dan dari, maka terimalah ia dariku”.<br />
b. Doa menyembelih untuk diri sendiri dan atas nama keluarga:<br />
<br />
“اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمْ بِسْمِ اللهِ، واللهُ أَكْبَرُ، اللهُمَّ مِنْكَ، وَلَكَ وَمِنِّيْ وَمِنْ أَهْلِ بَيْتِيْ فَتَقَبَّلْهُ ِمنِّيْ وَمِنْ أَهْلِ بَيْتِيْ<br />
“ Allah Maha Besar, Ya Allah ini dari-MU dan milk-MU dan untuk-MU dan dariku dan dari keluargaku, maka terimalah ia dariku dann dari keluargaku”.<br />
<br />
c. Doa menyembelih untuk orang lain:<br />
<br />
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّم بِسْمِ اللهِ، واللهُ أَكْبَرُ، اللهُمَّ مِنْكَ، وَلَكَ وَمِنْ................ فَتَقَبَّلْهُ مِنْهُ/ مِنْهُمْ.<br />
“ Allah Maha Besar, Ya Allah ini dari-MU dan milk-MU dan untuk-MU dan dari si: ……. Sebut satu persatu nama pengqurban maka terimalah ia darinya/ dari mereka”.<br />
<br />
c. Doa menyembelih atas nama satu keluarga:<br />
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّم بِسْمِ اللهِ، واللهُ أَكْبَرُ، اللهُمَّ مِنْكَ، وَلَكَ وَمِنْ................ وَأَهْلِ بَيْتِهِ فَتَقَبَّلْهُ مِنْهُمْ. “<br />
<br />
“Allah Maha Besar, Ya Allah ini dari-MU dan milik-MU dan untuk-MU dan dari si: ……. Sebut nama pengqurban maka terimalah ia darinya dan dari keluarganya dan terimalah dari mereka”.<br />
<br />
<br />
d. Doa menyembelih untuk satu yayasan atau persatuan atau perusahaan diniatkan atas nama ketua kemudian dari atas nama umat Muhammad SAW[10]:<br />
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّم بِسْمِ اللهِ، واللهُ أَكْبَرُ، اللهُمَّ مِنْكَ، وَلَكَ وَمِنْ................وَمِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَليْهِ وَسَلَّم َ فَتَقَبَلهُ مِنْهُ وَمِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَليْهِ وَسَلَّم َ<br />
<br />
“ Allah Maha Besar, Ya Allah ini dari-MU dan milk-MU dan untuk-MU dan dari si: ……. (Sebut nama kepala persatuan) dan dari ummat Mhammad SAW, maka terimalah ia darinya dandari umat uhammadSAW”.<br />
4. Sunnah lainnya apabila sudah memutuskan untuk menyembelih qurban, hendaknya : Mulai awal bulan Dzulhijah tanggal 1 hingga saat menyembelih qurban agar tidak memotong / mencabut rambut atau kukunya, seperti yang disabdakan Nabi SAW :<br />
<br />
إِذَا رَأَيْتُمْ هِلاَلَ ذِى الْحِجَّةِ وَأَرَادَ أَحَدُكُمْ أَنْ يُضَحِّىَ فَلْيُمْسِكْ عَنْ شَعْرِهِ وَأَظْفَارِهِ (رواه مسلم(<br />
“Jika masuk bulan Dzulhijah dan salah seorang dari kalian ingin menyembelih qurban, maka hendaklah ia tidak memotong sedikitpun dari rambut dan kukunya.”<br />
(H.R. Muslim)<br />
5. Menyembelih dengan diri sendiri jika memungkinkan.<br />
6. Mempertajam kembali pisaunya.<br />
7. Mempercepat cara penyembelihan.<br />
8. Membaca Bismillah dan Takbir (seperti yang telah disebutkan) sebelum membaca doa.<br />
9. Di depan warga, agar semakin banyak yang mendo’akannya.<br />
10. Untuk qurban yang sunnah (bukan nadzar, atau wajib atau wasiat) disunnahkan bagi yang bukan nadzar atau wajib atau wasiat untuk mengambil bagian dari daging qurban biarpun hanya sedikit.<br />
11. Menyaksikan sembelihan qurbannya walaupun orang lain yang menyembelihnya.<br />
<br />
Kesembilan: Cara Membagi Daging Qurban<br />
<br />
Qurban terbagi dua, yaitu: Qurban wajib (nazdar, diwajibkan dan wasiat), kedua: Qurban sunat. Daging qurban wajib dibagi-agikan seluruh dagignya kepada orang lain dan tidak boleh dimakan oleh sipengqurban dan oleh keluarganya dan termasuk yang dibawah tanggungannya[11].<br />
Sementara untuk daging qurban sunat pembagiannya ada tiga cara:<br />
1. Sebaiknya disedekahkan seluruhnya kepada orang lain,<br />
2. Disunnahkan bagi si pengqurban untuk megambil sedikit dagingnya untuk dimakan oleh pengqurban dan keluarganya,<br />
3. Dan untuk mashlahat dianjurkan untuk bisa membagi menjadi 3 bagian. 1/3 untuk keluarga, 1/3 untuk dihidangkan tamu jiran, teman kaya atau miskin, , 1/3 untuk dibagikan kepada fakir miskin. Dan semakin banyak yang dikeluarkan tentu semakin besar pahalanya[12].<br />
<br />
Kesepuluh: Hukum Menjual Daging Qurban<br />
<br />
Hukum menjual daging qurban adalah harom sebelum dibagikan. Adapun jika daging qurban sudah dibagi dan diterima, maka bagi si fakir yang menerima daging tersebut boleh menjualnya dan juga boleh menyimpannya. Begitu juga kulitnya, tidak diperkenankan untuk dijual atau dijadikan upah bagi yang menyembelih, akan tetapi bagi seorang tukang sembelih boleh menerima kulit serta daging qurban sebagai bagian haknya akan tetapi tidak boleh daging dan kulit tersebut dijadikan upah[13].<br />
<br />
Kesebelas:Berqurban Atas Nama Orang yang Sudah Meninggal?<br />
<br />
Berqurban untuk orang yang telah meninggal dunia dapat dirinci menjadi tiga bentuk:<br />
Orang yang meninggal bukan sebagai sasaran qurban utama namun statusnya mengikuti qurban keluarganya yang masih hidup. Misalnya seseorang berqurban untuk dirinya dan keluarganya sementara ada di antara keluarganya yang telah meninggal. Berqurban jenis ini dibolehkan dan pahala qurbannya meliputi dirinya dan keluarganya, termasuk yang sudah meninggal.<br />
Berqurban khusus untuk orang yang telah meninggal tanpa ada wasiat dari mayit. Sebagian ulama madzhab hambali menganggap ini sebagai satu hal yang baik dan pahalanya bisa sampai kepada mayit, sebagaimana sedekah atas nama mayit (lih.Fatwa Majlis Ulama Saudi no. 1474 & 1765).<br />
Berqurban khusus untuk orang yang meninggal karena mayit pernah mewasiatkan agar keluarganya berqurban untuk dirinya jika dia meninggal. Berqurban untuk mayit untuk kasus ini diperbolehkan jika dalam rangka menunaikan wasiat si mayit. (Dinukil dari catatan kaki Syarhul Mumti’ yang diambil dari Risalah Udl-hiyah Syaikh Ibn Utsaimin 51)<br />
<br />
Kedua belas: Panitia dan kedudukannya<br />
Walaupun di masa Rasulullah tidak ada, namun dari segi maslahat pembentukan panitia sangat diperlukan pada masa sekarang. Panitia qurban jelas tidak sama dengan amil zakat, perbedaannya dengan amil zakat cukup banyak: Amil zakat sudah ada dimasa Nabi SAW, amil zakat berhak memungut, amil zakat berhak memperoleh seperdelapan dari zakat yang terkumpul, distrobusi zakat sudah ditentukan pada ashnaf yang delapan. Sementara panitia qurban tidak memiliki kesamaan itu dengan amil zakat. Maka panitia hanya sifatnya membantu dan memfasilitasi. Hukum yang berlaku bagi panitia qurban:<br />
1. <br />
Haram mengambil upah apapun dari hewan qurban,<br />
2. Haram bagi tukang sembelih mengambil upah apapun dari hewan qurban,<br />
<br />
3. Panitia qurban dan tukang sembelih boleh memasak dan memakan daging qurban sewaktu berjalannya penyembelihan, bukan sebagai upah jerih payah, namun sebagai yang berhak menerima tanpa berlebihan. Tentu ini sudah menjadi izin dan kesepakatan awal atau ‘uruf yang berlaku ditempat berqurban antara pengqurban dan panitia.<br />
<br />
4. Jika pengqurban telah menyerahkan qurbannya kepada panitia qurban dan sudah mengetahui ketentuan yang disepakati, baik harga atau upah panitia dari uang pembelian, maka panitia saat itu sudah mewakili pengqurban dan mempercayakan pendistrobusian sesuai dengan mashlahat, agar terjadi pembagian yang adil, pegqurban seyogiyanya tidak mengatur-atur panitia sesuai kesepakatan awal, jika tidak sepakat dengan ketentuan panitia, maka lebih baik ia sendiri yang melakukan.<br />
<br />
5. Panitia dan tukang sembelih boleh mengambil upah dari lebih uang pembelian atau dari sumber lain, seperti: harga perorang Rp. 1.500.000,- untuk pembelian qurban, namun pengqurban sepakat untuk membayar Rp. 1.700.000,-.Uang Rp.200.000,- sebagai kebutuhan penyembelihan. Jika panitia hanya membeli hewan qurban senilai Rp.1.400.000,- per orang maka panitia wajib mengembalikan kepada pengqurban Rp.100.000,- dan haram ditashorrufkan oleh panitia tanpa seizin pengqurban.<br />
Ketiga belas: Hukum berqurban bagi yang belum ‘aqiqah<br />
Hukum berqurban bagi yang belum ‘aqiqah adalah sah dan tidak mengurangi pahala berqurbannnya sedikitpun. Dengan alasan: Tidak ada ibadah yang saling membatalkan, hukum qurban dan ‘aqiqah sama-saa sunat, kedua ibadah ini dapat dikerjakan pada waktu yang berbeda dan hak akikah adalah hak orang tua bukan hak anak.<br />
<br />
<div>
<div>
Keempat belas: Hukum menyatukan ‘aqiqah dengan qurban </div>
<div>
Menyatukan dua niat dalam satu ibadah, dalam masalah ‘aqiqah dan qurban tidak menghasilkan dua-duanya, akan tetapi akan menghasilkan salah satu dari keduanya, mana niat pertama maka itulah yang diperoleh.Karena masing-masing ibadah ini berdiri sendiri (maqshudah lidzatiha).</div>
<div>
Wallahu A’lam Bi al-Shwwab.</div>
</div>
lesbumihttp://www.blogger.com/profile/03148859441453389062noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3698491455519201188.post-12351045066400099932016-12-10T19:38:00.004-08:002016-12-10T19:44:13.910-08:00NIAT ZAKAT<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifC9kUNnoz8_sWJ-mE9XnDxoZN8YJhU21aLwGKEY6OOxcMdvk0R8i772i5HVDs9uM6F-J8oXr2bKhhILPglS6HGy7vYArx1dSEYMkUNocnV-8IwaCR2X1ILsGGuMyVAZoUvTxBbjUEB9C_/s1600/zakat+%25281%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="156" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifC9kUNnoz8_sWJ-mE9XnDxoZN8YJhU21aLwGKEY6OOxcMdvk0R8i772i5HVDs9uM6F-J8oXr2bKhhILPglS6HGy7vYArx1dSEYMkUNocnV-8IwaCR2X1ILsGGuMyVAZoUvTxBbjUEB9C_/s320/zakat+%25281%2529.jpg" width="320" /></a></div>
<span style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: "roboto" , sans-serif; font-size: 15px; white-space: pre-wrap;">1. Diri sendiri
نَوَيْتُ اَنْ اُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ نَفْسِىْ فَرْضًا لِلّهِ تَعَالى
Saya niat mengeluarkan zakat fitrah atas diri saya
sendiri fardlu karena Allah Ta'ala
2. Orang tertentu, misal namanya Bejo
نَوَيْتُ اَنْ اُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ ...باَجُوْا.... فَرْضًا لِلّهِ تَعَالى
Saya niat mengeluarkan zakat fitrah atas Bejo
fardlu karena Allah Ta'ala
3. Istri
نَوَيْتُ اَنْ اُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ ...زَوْجَتِيْ.... فَرْضًا لِلّهِ تَعَالى
Saya niat mengeluarkan zakat fitrah atas istri saya </span><br />
<span style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: "roboto" , sans-serif; font-size: 15px; white-space: pre-wrap;">sendiri fardlu karena Allah Ta'ala
4. Anak laki-laki
نَوَيْتُ اَنْ اُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ ...وَلَدِيْ.... فَرْضًا لِلّهِ تَعَالى
Saya niat mengeluarkan zakat fitrah atas anak </span><br />
<span style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: "roboto" , sans-serif; font-size: 15px; white-space: pre-wrap;">laki-laki saya fardlu karena Allah Ta'ala
5. Anak perempuan
نَوَيْتُ اَنْ اُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ ...بِنْتِيْ.... فَرْضًا لِلّهِ تَعَالى
Saya niat mengeluarkan zakat fitrah atas anak </span><br />
<span style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: "roboto" , sans-serif; font-size: 15px; white-space: pre-wrap;">perempuan saya fardlu karena Allah Ta'ala
5. Diri sendiri dan orang-orang yang wajib dinafkahi</span><br />
<span style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: "roboto" , sans-serif; font-size: 15px; white-space: pre-wrap;">
نَوَيْتُ اَنْ اُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنِّيْ وَعَنْ جَمِيْعِ مَا يَلْزَمُنِيْ نَفَقَاتُهُمْ شَرْعًا فَرْضًا لِلّهِ تَعَالى
Saya niat mengeluarkan zakat fitrah atas diri saya dan
atas orang-orang yang saya wajib memberikan nafkah
kepada mereka secara syari'at, fardlu karena Allah Ta'ala.
Wallahu a'lam
</span><br />
<div>
<span style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: "roboto" , sans-serif; font-size: 15px; white-space: pre-wrap;"><br /></span></div>
lesbumihttp://www.blogger.com/profile/03148859441453389062noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3698491455519201188.post-72463860198205074082016-12-07T17:35:00.002-08:002016-12-07T17:35:31.216-08:00Qurban dan Aqiqah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpyf-DLaq9_HrpOLsF1VRePpeWY4sQrnuJHQa1ceAEq1BLpo75Qqbr7MGCSJWr7ncajEOeDSgvl2L5ZBk1lhVJU6m48rMcWunPoA7Muf46EnbQ0FIboLlkL0GjR-EwtvFDXZl3UdfkZ84z/s1600/images+%25286%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpyf-DLaq9_HrpOLsF1VRePpeWY4sQrnuJHQa1ceAEq1BLpo75Qqbr7MGCSJWr7ncajEOeDSgvl2L5ZBk1lhVJU6m48rMcWunPoA7Muf46EnbQ0FIboLlkL0GjR-EwtvFDXZl3UdfkZ84z/s1600/images+%25286%2529.jpg" /></a></div>
Sementara perbedaan yang ada diantara keduanya lebih pada waktu pelaksanaannya. Qurban hanya dapat dilakukan pada bulan DzulHijjah saja, sedangkan aqiqah dilaksanakan pada saat mengiringi kelahiran seorang bayi dan lebih dianjurkan lagi pada hari ketujuh dari kelahirannya.<br />
<br />
Saudara Nurgianto yang kami hormati Pada dasarnya aqiqah merupakan hak seorang anak atas orang tuanya, artinya anjuran untuk menyembelih hewan aqiqah sangat ditekankan kepada orang tua bayi yang diberi kelapangan rizki untuk sekedar berbagi dalam rangka menyongsong kelahiran anaknya.<br />
<br />
Hal ini sesuai sabda Rasulullah saw: مَعَ الغُلاَمِ عَقِيقَةٌ Artinya: aqiqah menyertai lahirnya seorang bayi (HR. Bukhari). Para ulama memberi kelonggaran pelaksanaan aqiqah oleh orang tua hingga si bayi tumbuh sampai dengan baligh.<br />
<br />
Setelah itu, anjuran aqiqah tidak lagi dibebankan kepada orang tua melainkan diserahkan kepada sang anak untuk melaksanakan sendiri atau meninggalkannya. Dalam hal ini tentunya melaksanakan aqiqah sendiri lebih baik dari pada tidak melaksanakanya. Terkait dengan pertanyaan saudara, manakah yang didahulukan antara qurban dan aqiqah?<br />
<br />
Menurut hemat kami jawabannya adalah tergantung momentum serta situasi dan kondisi. Apabila mendekati hari raya Idul Adha seperti sekarang ini, maka mendahulukan qurban adalah lebih baik dari pada malaksanakan aqiqah. Ada baiknya pula- apabila saudara menginginkan kedua-keduanya (qurban&aqiqah)- saudara mengikuti pendapat imam Ramli yang membolehkan dua niat dalam menyembelih seekor hewan, yakni niat qurban dan aqiqah sekaligus.<br />
<br />
Adapun referensi yang kami gunakan mengacu pada kitab Tausyikh karya Syekh Nawawi al-Bantani:<br />
<br />
قال ابن حجر لو أراد بالشاة الواحدة الأضحية والعقيقة لم يكف خلافا للعلامة الرملى حيث قال ولو نوى بالشاة المذبوحة الأضحية والعقيقة حصلا<br />
<br />
<br />
Artinya; Ibnu Hajar berkata: “Seandainya ada seseorang meginginkan dengan satu kambing untuk kurban dan aqiqah, maka hal ini tidak cukup”. Berbeda dengan al-‘allamah Ar-Ramli yang mengatakan bahwa apabila seseorang berniat dengan satu kambing yang disembelih untuk kurban dan aqiqah, maka kedua-duanya dapat terealisasi.<br />
<br />
Konsekuensi yang mungkin kotradiktif dari pendapat imam Romli ini adalah dalam pembagian dagingnya, mengingat daging qurban lebih afdhal dibagikan dalam kondisi belum dimasak (masih mentah), sementara aqiqah dibagikan dalam kondisi siap saji. Problem ini tentunya tidak perlu dipermasalahkan karena cara pembagian tersebut bukanlah termasuk hal yang subtantif. Kedua cara pembagian daging tersebut adalah demi meraih keutamaan, bukan menyangkut keabsahan ibadah. Wallahu a’lam bisshawab. (Maftukhan)<br />
<br />
<br />
Aqiqah atau Qurban Dulu?<br />
Pembahasan kali ini masih melanjutkan pertanyaan dari saudara Nurgianto yang ada di Lampung Barat. Adapun isi pertanyaannya adalah: Jika kita sampai dewasa belum diaqiqahi oleh orang tua kita manakah yang harus kita dahulukan antara kurban dan aqiqah? <><br />
<br />
Wa’alaikum salam warahamatullah wa barakatuh. Saudara Nurgianto yang mudah-mudahan selalu disayangi Allah. Sebenarnya dalam aqiqah dan qurban ada persamaan diantara kedua ibadah ini yakni sama-sama sunnah hukumnya menurut madzhab Syafi’i (selama tidak nadzar), serta adanaya aktifitas penyembelihan terhadap hewan yang telah memenuhi syarat untuk dipotong.<br />
<br />
Sementara perbedaan yang ada diantara keduanya lebih pada waktu pelaksanaannya. Qurban hanya dapat dilakukan pada bulan DzulHijjah saja, sedangkan aqiqah dilaksanakan pada saat mengiringi kelahiran seorang bayi dan lebih dianjurkan lagi pada hari ketujuh dari kelahirannya.<br />
<br />
Saudara Nurgianto yang kami hormati Pada dasarnya aqiqah merupakan hak seorang anak atas orang tuanya, artinya anjuran untuk menyembelih hewan aqiqah sangat ditekankan kepada orang tua bayi yang diberi kelapangan rizki untuk sekedar berbagi dalam rangka menyongsong kelahiran anaknya.<br />
<br />
Hal ini sesuai sabda Rasulullah saw: مَعَ الغُلاَمِ عَقِيقَةٌ Artinya: aqiqah menyertai lahirnya seorang bayi (HR. Bukhari). Para ulama memberi kelonggaran pelaksanaan aqiqah oleh orang tua hingga si bayi tumbuh sampai dengan baligh.<br />
<br />
Setelah itu, anjuran aqiqah tidak lagi dibebankan kepada orang tua melainkan diserahkan kepada sang anak untuk melaksanakan sendiri atau meninggalkannya. Dalam hal ini tentunya melaksanakan aqiqah sendiri lebih baik dari pada tidak melaksanakanya. Terkait dengan pertanyaan saudara, manakah yang didahulukan antara qurban dan aqiqah?<br />
<br />
Menurut hemat kami jawabannya adalah tergantung momentum serta situasi dan kondisi. Apabila mendekati hari raya Idul Adha seperti sekarang ini, maka mendahulukan qurban adalah lebih baik dari pada malaksanakan aqiqah. Ada baiknya pula- apabila saudara menginginkan kedua-keduanya (qurban&aqiqah)- saudara mengikuti pendapat imam Ramli yang membolehkan dua niat dalam menyembelih seekor hewan, yakni niat qurban dan aqiqah sekaligus.<br />
<br />
Adapun referensi yang kami gunakan mengacu pada kitab Tausyikh karya Syekh Nawawi al-Bantani:<br />
<br />
قال ابن حجر لو أراد بالشاة الواحدة الأضحية والعقيقة لم يكف خلافا للعلامة الرملى حيث قال ولو نوى بالشاة المذبوحة الأضحية والعقيقة حصلا<br />
<br />
<br />
Artinya; Ibnu Hajar berkata: “Seandainya ada seseorang meginginkan dengan satu kambing untuk kurban dan aqiqah, maka hal ini tidak cukup”. Berbeda dengan al-‘allamah Ar-Ramli yang mengatakan bahwa apabila seseorang berniat dengan satu kambing yang disembelih untuk kurban dan aqiqah, maka kedua-duanya dapat terealisasi.<br />
<br />
Konsekuensi yang mungkin kotradiktif dari pendapat imam Romli ini adalah dalam pembagian dagingnya, mengingat daging qurban lebih afdhal dibagikan dalam kondisi belum dimasak (masih mentah), sementara aqiqah dibagikan dalam kondisi siap saji. Problem ini tentunya tidak perlu dipermasalahkan karena cara pembagian tersebut bukanlah termasuk hal yang subtantif. Kedua cara pembagian daging tersebut adalah demi meraih keutamaan, bukan menyangkut keabsahan ibadah. Wallahu a’lam bisshawab. (Maftukhan)<br />
<br />
<br />
<br />lesbumihttp://www.blogger.com/profile/03148859441453389062noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3698491455519201188.post-64556948230851823142016-12-07T03:25:00.000-08:002016-12-07T03:25:09.487-08:00Mekanisme Penghitungan Zakat Profesi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCA-n3ow8cZGcFsAKCzq9_bgoWJYb_j2O-FB0EOhrSOZTy0aait-iD5xExhKhHnwc-UBt4eCUW9oOLEPL7gsYDHiEkISo9TkS2crEgP2ghD6FBhm-cHpWdw8XsqzjDGOIrXqRazYYKzedy/s1600/images+%25285%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCA-n3ow8cZGcFsAKCzq9_bgoWJYb_j2O-FB0EOhrSOZTy0aait-iD5xExhKhHnwc-UBt4eCUW9oOLEPL7gsYDHiEkISo9TkS2crEgP2ghD6FBhm-cHpWdw8XsqzjDGOIrXqRazYYKzedy/s1600/images+%25285%2529.jpg" /></a></div>
Zakat penghasilan atau zakat profesi (al-mal al-mustafad) adalah zakat yang dikenakan pada setiap pekerjaan atau keahlian profesional tertentu, baik yang dilakukan sendirian maupun bersama dengan orang/lembaga lain, yang mendatangkan penghasilan (uang) halal yang memenuhi nisab (batas minimum untuk wajib zakat). Contohmya adalah pejabat, pegawai negeri atau swasta, dokter, konsultan, advokat, dosen, makelar, seniman dan sejenisnya.<br />
<br />
Hukum zakat penghasilan berbeda pendapat antar ulama fiqh. Mayoritas ulama madzhab empat tidak mewajibkan zakat penghasilan pada saat menerima kecuali sudah mencapai nisab dan sudah sampai setahun (haul), namun para ulama mutaakhirin seperti Syekh Abdurrahman Hasan, Syekh Muhammad Abu Zahro, Syekh Abdul Wahhab Khallaf, Syekh Yusuf Al Qardlowi, Syekh Wahbah Az-Zuhaili, hasil kajian majma' fiqh dan fatwa MUI nomor 3 tahun 2003 menegaskan bahwa zakat penghasilan itu hukumnya wajib.<br />
<br />
Hal ini mengacu pada pendapat sebagian sahabat (Ibnu Abbas, Ibnu Masud dan Mu'awiyah), Tabiin (Az-Zuhri, Al-Hasan Al-Bashri, dan Makhul) juga pendapat Umar bin Abdul Aziz dan beberpa ulama fiqh lainnya. (Al-fiqh Al-Islami wa ‘Adillatuh, 2/866)<br />
<br />
Juga berdasarkan firman Allah SWT: "... Ambilah olehmu zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka..." (QS. At-Taubah 9:103) dan firman Allah SWT: "Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik..." (QS. Al-Baqarah. 2:267)<br />
<br />
Juga berdasarkan sebuah hadits shahih riwayat Imam Tirmidzi bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Keluarkanlah olehmu sekalian zakat dari harta kamu sekalian," dan hadits dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah SAW bersabda: "Sedekah hanyalah dikelaurkan dari kelebihan/kebutuhan. tangan atas lebih baik daripada tangan dibawah. mulailah (dalam membelanjakan harta) dengan orang yang menjadi tanggung jawabmu." ( HR. Ahmad)<br />
<br />
Dan juga bisa dijadikan bahan pertimbangan apa yang dijelaskan oleh penulis terkenal dari Mesir, Muhammad Ghazali dalam bukunya Al-Islam wal Audl' Aliqtishadiya: "Sangat tidak logik kalau tidak mewajibkan zakat kepada kalangan profesional seperti dokter yang penghasilannya sebulan bisa melebihi penghasilan petani setahun."<br />
<br />
Jika kita mengikuti pendapat ulama yang mewajibkan zakat penghasilan, lalu bagaimana cara mengeluarkannya? Dikeluarkan penghasilan kotor (bruto) atau penghasilan bersih (neto)? Ada tiga wacana tentang bruto atau neto seperti berikut ini.<br />
<br />
Bruto atau Neto<br />
<br />
Dalam buku fiqh zakat karya DR Yusuf Qaradlawi. bab zakat profesi dan penghasilan, dijelaskan tentang cara mengeluarkan zakat penghasilan. Kalau kita klasifikasi ada tiga wacana:<br />
<br />
1. Pengeluaran brotto, yaitu mengeluarkan zakat penghasilan kotor. Artinya, zakat penghasilan yang mencapai nisab 85 gr emas dalam jumlah setahun, dikeluarkan 2,5 % langsung ketika menerima sebelum dikurangi apapun. Jadi kalau dapat gaji atau honor dan penghasilan lainnya dalam sebulan mencapai 2 juta rupiah x 12 bulan = 24 juta, berarti dikeluarkan langsung 2,5 dari 2 juta tiap buan = 50 ribu atau dibayar di akhir tahun = 600 ribu.<br />
<br />
Hal ini juga berdasarkan pendapat Az-Zuhri dan 'Auza'i, beliau menjelaskan: "Bila seorang memperoleh penghasilan dan ingin membelanjakannya sebelum bulan wajib zakat datang, maka hendaknya ia segera mengeluarkan zakat itu terlebih dahulu dari membelanjakannya" (Ibnu Abi Syaibah, Al-mushannif, 4/30). Dan juga menqiyaskan dengan beberapa harta zakat yang langsung dikeluarkan tanpa dikurangi apapun, seperti zakat ternak, emas perak, ma'dzan dan rikaz.<br />
<br />
<br />
2. Dipotong oprasional kerja, yaitu setelah menerima penghasilan gaji atau honor yang mencapai nisab, maka dipotong dahulu dengan biaya oprasional kerja. Contohnya, seorang yang mendapat gaji 2 juta rupiah sebulan, dikurangi biaya transport dan konsumsi harian di tempat kerja sebanyak 500 ribu, sisanya 1.500.000. maka zakatnya dikeluarkan 2,5 dari 1.500.000= 37.500,-<br />
<br />
Hal ini dianalogikan dengan zakat hasil bumi dan kurma serta sejenisnya. Bahwa biaya dikeluarkan lebih dahulu baru zakat dikeluarkan dari sisanya. Itu adalah pendapat Imam Atho' dan lain-lain dari itu zakat hasil bumi ada perbedaan prosentase zakat antara yang diairi dengan hujan yaitu 10% dan melalui irigasi 5%.<br />
<br />
3. Pengeluaran neto atau zakat bersih, yaitu mengeluarkan zakat dari harta yang masih mencapai nisab setelah dikurangi untuk kebutuhan pokok sehari-hari, baik pangan, papan, hutang dan kebutuhan pokok lainnya untuk keperlua dirinya, keluarga dan yang menjadi tanggungannya. Jika penghasilan setelah dikurangi kebutuhan pokok masih mencapai nisab, maka wajib zakat, akan tetapi kalau tidak mencapai nisab ya tidak wajib zakat, karena dia bukan termasuk muzakki (orang yang wajib zakat) bahkan menjadi mustahiq (orang yang berhak menerima zakat)karena sudah menjadi miskin dengan tidak cukupnya penghasilan terhadap kebutuhan pokok sehari-hari.<br />
<br />
Hal ini berdasarkan hadits riwayat imam Al-Bukhari dari Hakim bin Hizam bahwa Rasulullah SAW bersabda: ".... dan paling baiknya zakat itu dikeluarkan dari kelebihan kebutuhan...". (lihat: DR Yusuf Al-Qaradlawi. Fiqh Zakat, 486)<br />
<br />
Kesimpulan, seorang yang mendapatkan penghasilan halal dan mencapai nisab (85 gr emas) wajib mengeluarkan zakat 2,5 %, boleh dikeluarkan setiap bulan atau di akhir tahun. Sebaiknya zakat dikeluarkan dari penghasilan kotor sebelum dikurangi kebutuhan yang lain. Ini lebih afdlal (utama) karena khawatir ada harta yang wajib zakat tapi tapi tidak dizakati, tentu akan mendapatkan adzab Allah baik di dunia dan di akhirat. Juga penjelasan Ibnu Rusd bahwa zakat itu ta’bbudi (pengabdian kepada Allah SWT) bukan hanya sekedar hak mustahiq. Tapi ada juga sebagian pendapat ulama membolehkan sebelum dikeluarkan zakat dikurangi dahulu biaya oprasional kerja atau kebutuhan pokok sehari-hari.<br />
<br />
Semoga dengan zakat, harta menjadi bersih, berkemabang, berkah, bermanfaat dan meneyelamatkan pemiliknya dari siksa Allah SWT. Amiin ya mujibas sa`ilin.<br />
<br />
H Abdurrahman Navis Lc<br />
Wakil Katib Syuriyah PWNU Jawa Timur<br />
<br />
Cara Menghitung Zakat Profesi<br />
Zakat penghasilan atau zakat profesi (al-mal al-mustafad) adalah zakat yang dikenakan pada setiap pekerjaan atau keahlian profesional tertentu, baik yang dilakukan sendirian maupun bersama dengan orang/lembaga lain, yang mendatangkan penghasilan (uang) halal yang memenuhi nisab (batas minimum untuk wajib zakat). Contohmya adalah pejabat, pegawai negeri atau swasta, dokter, konsultan, advokat, dosen, makelar, seniman dan sejenisnya.<br />
<br />
Hukum zakat penghasilan berbeda pendapat antar ulama fiqh. Mayoritas ulama madzhab empat tidak mewajibkan zakat penghasilan pada saat menerima kecuali sudah mencapai nisab dan sudah sampai setahun (haul), namun para ulama mutaakhirin seperti Syekh Abdurrahman Hasan, Syekh Muhammad Abu Zahro, Syekh Abdul Wahhab Khallaf, Syekh Yusuf Al Qardlowi, Syekh Wahbah Az-Zuhaili, hasil kajian majma' fiqh dan fatwa MUI nomor 3 tahun 2003 menegaskan bahwa zakat penghasilan itu hukumnya wajib.<br />
<br />
Hal ini mengacu pada pendapat sebagian sahabat (Ibnu Abbas, Ibnu Masud dan Mu'awiyah), Tabiin (Az-Zuhri, Al-Hasan Al-Bashri, dan Makhul) juga pendapat Umar bin Abdul Aziz dan beberpa ulama fiqh lainnya. (Al-fiqh Al-Islami wa ‘Adillatuh, 2/866)<br />
<br />
Juga berdasarkan firman Allah SWT: "... Ambilah olehmu zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka..." (QS. At-Taubah 9:103) dan firman Allah SWT: "Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik..." (QS. Al-Baqarah. 2:267)<br />
<br />
Juga berdasarkan sebuah hadits shahih riwayat Imam Tirmidzi bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Keluarkanlah olehmu sekalian zakat dari harta kamu sekalian," dan hadits dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah SAW bersabda: "Sedekah hanyalah dikelaurkan dari kelebihan/kebutuhan. tangan atas lebih baik daripada tangan dibawah. mulailah (dalam membelanjakan harta) dengan orang yang menjadi tanggung jawabmu." ( HR. Ahmad)<br />
<br />
Dan juga bisa dijadikan bahan pertimbangan apa yang dijelaskan oleh penulis terkenal dari Mesir, Muhammad Ghazali dalam bukunya Al-Islam wal Audl' Aliqtishadiya: "Sangat tidak logik kalau tidak mewajibkan zakat kepada kalangan profesional seperti dokter yang penghasilannya sebulan bisa melebihi penghasilan petani setahun."<br />
<br />
Jika kita mengikuti pendapat ulama yang mewajibkan zakat penghasilan, lalu bagaimana cara mengeluarkannya? Dikeluarkan penghasilan kotor (bruto) atau penghasilan bersih (neto)? Ada tiga wacana tentang bruto atau neto seperti berikut ini.<br />
<br />
Bruto atau Neto<br />
<br />
Dalam buku fiqh zakat karya DR Yusuf Qaradlawi. bab zakat profesi dan penghasilan, dijelaskan tentang cara mengeluarkan zakat penghasilan. Kalau kita klasifikasi ada tiga wacana:<br />
<br />
1. Pengeluaran brotto, yaitu mengeluarkan zakat penghasilan kotor. Artinya, zakat penghasilan yang mencapai nisab 85 gr emas dalam jumlah setahun, dikeluarkan 2,5 % langsung ketika menerima sebelum dikurangi apapun. Jadi kalau dapat gaji atau honor dan penghasilan lainnya dalam sebulan mencapai 2 juta rupiah x 12 bulan = 24 juta, berarti dikeluarkan langsung 2,5 dari 2 juta tiap buan = 50 ribu atau dibayar di akhir tahun = 600 ribu.<br />
<br />
Hal ini juga berdasarkan pendapat Az-Zuhri dan 'Auza'i, beliau menjelaskan: "Bila seorang memperoleh penghasilan dan ingin membelanjakannya sebelum bulan wajib zakat datang, maka hendaknya ia segera mengeluarkan zakat itu terlebih dahulu dari membelanjakannya" (Ibnu Abi Syaibah, Al-mushannif, 4/30). Dan juga menqiyaskan dengan beberapa harta zakat yang langsung dikeluarkan tanpa dikurangi apapun, seperti zakat ternak, emas perak, ma'dzan dan rikaz.<br />
<br />
<br />
2. Dipotong oprasional kerja, yaitu setelah menerima penghasilan gaji atau honor yang mencapai nisab, maka dipotong dahulu dengan biaya oprasional kerja. Contohnya, seorang yang mendapat gaji 2 juta rupiah sebulan, dikurangi biaya transport dan konsumsi harian di tempat kerja sebanyak 500 ribu, sisanya 1.500.000. maka zakatnya dikeluarkan 2,5 dari 1.500.000= 37.500,-<br />
<br />
Hal ini dianalogikan dengan zakat hasil bumi dan kurma serta sejenisnya. Bahwa biaya dikeluarkan lebih dahulu baru zakat dikeluarkan dari sisanya. Itu adalah pendapat Imam Atho' dan lain-lain dari itu zakat hasil bumi ada perbedaan prosentase zakat antara yang diairi dengan hujan yaitu 10% dan melalui irigasi 5%.<br />
<br />
3. Pengeluaran neto atau zakat bersih, yaitu mengeluarkan zakat dari harta yang masih mencapai nisab setelah dikurangi untuk kebutuhan pokok sehari-hari, baik pangan, papan, hutang dan kebutuhan pokok lainnya untuk keperlua dirinya, keluarga dan yang menjadi tanggungannya. Jika penghasilan setelah dikurangi kebutuhan pokok masih mencapai nisab, maka wajib zakat, akan tetapi kalau tidak mencapai nisab ya tidak wajib zakat, karena dia bukan termasuk muzakki (orang yang wajib zakat) bahkan menjadi mustahiq (orang yang berhak menerima zakat)karena sudah menjadi miskin dengan tidak cukupnya penghasilan terhadap kebutuhan pokok sehari-hari.<br />
<br />
Hal ini berdasarkan hadits riwayat imam Al-Bukhari dari Hakim bin Hizam bahwa Rasulullah SAW bersabda: ".... dan paling baiknya zakat itu dikeluarkan dari kelebihan kebutuhan...". (lihat: DR Yusuf Al-Qaradlawi. Fiqh Zakat, 486)<br />
<br />
Kesimpulan, seorang yang mendapatkan penghasilan halal dan mencapai nisab (85 gr emas) wajib mengeluarkan zakat 2,5 %, boleh dikeluarkan setiap bulan atau di akhir tahun. Sebaiknya zakat dikeluarkan dari penghasilan kotor sebelum dikurangi kebutuhan yang lain. Ini lebih afdlal (utama) karena khawatir ada harta yang wajib zakat tapi tapi tidak dizakati, tentu akan mendapatkan adzab Allah baik di dunia dan di akhirat. Juga penjelasan Ibnu Rusd bahwa zakat itu ta’bbudi (pengabdian kepada Allah SWT) bukan hanya sekedar hak mustahiq. Tapi ada juga sebagian pendapat ulama membolehkan sebelum dikeluarkan zakat dikurangi dahulu biaya oprasional kerja atau kebutuhan pokok sehari-hari.<br />
<br />
Semoga dengan zakat, harta menjadi bersih, berkemabang, berkah, bermanfaat dan meneyelamatkan pemiliknya dari siksa Allah SWT. Amiin ya mujibas sa`ilin.<br />
<div>
<br /></div>
lesbumihttp://www.blogger.com/profile/03148859441453389062noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3698491455519201188.post-21395556436506394632016-12-07T03:02:00.001-08:002016-12-07T03:05:18.348-08:00ZAKAT PROFESI<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhI8FIh-RqsnCC83PkhRDFEXSWGHMEVoMESAtLmlFS23BaZ2d59dCaaraY9Bl-Yhgud-tRG_4qIuj6Z00zlS1UWMDDLopOIAqjAyMbZfEuCZROUipaaxL3sKIhcHLp3az890rlOf9aodcCO/s1600/2%252C5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhI8FIh-RqsnCC83PkhRDFEXSWGHMEVoMESAtLmlFS23BaZ2d59dCaaraY9Bl-Yhgud-tRG_4qIuj6Z00zlS1UWMDDLopOIAqjAyMbZfEuCZROUipaaxL3sKIhcHLp3az890rlOf9aodcCO/s1600/2%252C5.jpg" /></a></div>
Bahwa persoalan zakat gaji memang tidak diketemukan penjelasannya dalam ketentuan fiqih klasik. Ketiadaan keterangan dalam ketentuan fiqh klasik bukan berarti bahwa gaji tidak wajib dizakati. Para ulama seperti Syekh Muhammad al-Ghazali, Dr. Yusuf al-Qaradlawi telah melakukan upaya untuk memecahkan persoalan ini dengan mencari cantolan atau rujukan dalam fiqh klasik. <br />
<br />
Misalnya, ijtihad yang dilakukan Syaikh Muhammad al-Ghazali bahwa orang yang bekerja dengan penghasilan yang melebihi petani wajib mengeluarkan zakat penghasilannya. Ini berarti, zakatnya gaji diqiyaskan dengan zakatnya pertanian.<br />
<br />
إن مَنْ دَخْلُهُ لَا يَقِلُّ عَنْ دَخْلِ الْفَلَّاحِ الَّذِي تَجِبُ عَلَيْهِ الزَّكَاةُ يَجِبُ أَنْ يُخْرِجَ زَكَاةً؛ فَالطَّبِيْبُ، وَالْمَحَامِي، وَالْمُهَنْدِسُ، وَالصَّانِعُ، وَطَوَائِفُ الْمُحْتَرِفِيْنَ وَالْمُوَظَّفِيْنَ وَأَشْبَاهُهُمْ تَجِبُ عَلَيْهِمُ الزَّكَاةُ، وَلَابُدَّ أَنْ تُخْرَجَ مِنْ دَخْلِهِمْ الكَبِيْرِ --محمد الغزالي، الإسلام وأوضاعنا الإقتصادية، مصر-دار النهضة، الطبعة الأولى، ج، 1، ص. 118<br />
<br />
<br />
“Sesungguhnya orang yang pemasukkannya tidak kurang dari petani yang diwajibkan zakat, maka ia wajib mengeluarkan zakat. Karenanya, dokter, pengacara, insinyur, pengrajin, para pekerja professional, karyawan, dan sejenisnya, wajib zakat atas mereka. Dan zakatnya harus dikeluarkan dari pendapatan mereka yang besar”. (Muhammad al-Ghazali, al-Islam wa Audla’una al-Iqtishadiyyah, )<br />
<br />
Pandangan ini setidaknya didasari atas dua alasan. Pertama adalah keumumam firman Allah swt:<br />
<br />
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَنفِقُواْ مِن طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ -- البقرة:267<br />
<br />
“Hai orang-orang yang beriman nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 267)<br />
<br />
Kedua, secara rasional, Islam telah mewajibkan zakat atas petani. Jika petani saja yang penghasilannya lebih rendah dari mereka diwajibkan zakat, apalagi mereka yang penghasilannya lebih tinggi dari petani.<br />
<br />
Sedangkan Dr. Yusuf al-Qardlawi sampai pada kesimpulan bahwa gaji atau pendapatan yang diterima dari setiap pekerjaan atau keahlian profesional tertentu yang halal wajib dizakati. Hal ini disamakan dengan zakat al-mal al-mustafad (harta yang diperoleh seorang muslim melalui satu jenis proses kepemilikan yang baru dan halal).<br />
<br />
فَالتَّكْيِيْفُ الفِقْهِيُّ الصَّحِيْحُ لِهَذَا الْكَسْبِ أَنَّهُ مَالٌ مُسْتَفَادٌ --يوسف القرضاوي، فقه الزكاة، بيروت-مؤسسة الرسالة، ط، 3، 1393هـ/1983 م، ج، 1، ص. 490<br />
<br />
<br />
“Zakat diambil dari gaji atau sejenisnya. Sedang cantolan fiqhnya yang sahih terhadap penghasilan ini adalah mal mustafad (harta perolehan)” (Yusuf al-Qaradlawi, Fiqh az-Zakat, Bairut-Mu`assah ar-Risalah, cet ke-3, 1393 H/1983 M, juz, 1, h. 490)<br />
<br />
Sedangkan mengenai nishab gaji adalah sama dengan nishabnya uang. Demikian ini karena banyak orang yang memperoleh gaji dan pendapatan dalam bentuk uang, karenanya yang paling baik adalah menentapkan nishab gaji berdasarkan nishab uang yang setara dengan nilai 85 gram emas. Dan zakat tersebut diambil dari gaji atau pendapat bersih. Dalam soal zakat gaji tidak disyaratkan adanya haul, tetapi zakatnya harus ditunaikan ketika gaji itu diterima sebesar 2,5 %.<br />
<br />
وَأَوْلَى مِنْ ذَلِكَ أَنْ يَكُونَ نِصَابُ النُّقُودِ هُوَ الْمُعْتَبَرُ هُنَا, وَقَدْ حَدَّدْنَاهُ بِمَا قِيْمَتُهُ 85 جِرَامًا مِنَ الذَّهَبِ...وَإِذَا كُنَّا قَدِ اخْتَرْنَا القَوْلَ بِزَكَاةِ الرَّوَاتِبِ وَالأُجُورِ وَنَحْوِهَا فَالَّذِي نُرَجِّحُهُ أَلَّا تُأْخَذَ الزَّكَاةُ إِلَّا مِنَ "الصَّافِي" ... فَالَّذِي إِخْتَارَهُ أَنَّ الْمَالَ الْمُسْتَفَادَ كَرَاتِبِ الْمُوَظَّفَ وَأَجْرِ الْعَامِلِ وَالْمُهَنْدِسِ وَدَخْلِ الطَّبِيبِ وَالْمَحَامِي وَغَيْرِهِمْ مِنْ ذَوِي الْمِهَنِ الْحُرَّةِ وَكَإِيرَادِ رَأْسِ الْمَالِ الْمُسْتَغَلِ فِى غَيْرِ التِّجَارَةِ كَالسَّيَّارَاتِ وَالسُّفُنِ وَالطَّائِرَاتِ وَالْمَطَابِعِ وَالْفَنَادِقِ وَدُوَرِ الْلَهْوِ وَنَحْوِهَا لَا يُشْتَرَطُ لِوُجُوبِ الزَّكَاةِ فِيْهِ مُرُورُ حَوْلٍ بَلْ يُزَكِّيهِ حِيْنَ يَقْبِضُهُ ((يوسف القرضاوي، فقه الزكاة، بيروت-مؤسسة الرسالة، ط، 3، 1393هـ/1983 م، ج، 1، ص. 513، 517، 505)<br />
<br />
<br />
“Yang paling utama dari semua itu adalah bahwa nishab uang merupakan yang mu’tabar (yang dijadikan patokan) dalam konteks ini (nishab gaji atau pendapatan). Dan kami telah menentukan nilainya setara dengan nilai 85 gram emas…..Dan ketika kami telah memilih pendapat (yang mewajibkan) zakar gaji, upah dan sejenisnya, maka pendapat yang kami kuatkan adalah bahwa zakatnya tidak diambil kecuali dari pendapatan bersih…. Maka pendapat yang saya pilih bahwa harta perolehan seperti gaji pegawai, gaji karyawan, insyinyur, dokter, pengacara dan yang lainnya yang mengerjakan profesi tertentu dan juga seperti pendapatan yang diperoleh modal yang investasikan di luar sektor perdangan seperti kendaraan, kapal laut, kapal terbang, percetakan, perhotelan, tempat hiburan dan yang lain, itu tidak disyaratkan bagi kewajiabn zakatnya adanya haul, tetapi zakat dikeluarkan ketika ia menerimanya (gaji)” (Yusuf al-Qaradlawi, Fiqh az-Zakat, Bairut-Mu’assah ar-Risalah, cet ke-3, 1393 H/1983 M, juz, 1, h. 513, 517, 505)<br />
<br />
Kenyataan yang ada para pemerintah dan perusahaan mengatur gaji pegawainya beradasarkan ukuran tahun, meskipun dibayarkan perbulan karena kebutuhan pegawai yang mendesak. Berdasarkan hal itu zakat penghasilan bersih seorang pegawai dan golongan profesi dapat diambil dalam setahun penuh, jika pendapatan bersih mencapai satu nishab.<br />
<br />
Dari penjelasan di atas setidak dapat ditarik gambaran sebagai berikut. Jika pendapatan bersih seorang pekerja selama setahun seperti dokter atau karyawan sebuah perusahaan atau pegawai pemerintahan mencapai nishab yang telah ditentukan maka ia wajib mengeluarkan zakatnya. Sedang zakatnya dikeluarkan ketika menerima pendapatan tersebut. Contohnya jika seseorang selama setahun memperoleh pendapatan bersih sekitar 48 juta, dengan asumsi ia menerima pendapatan bersih setiap bulan 4 juta. Maka ia harus mengeluarkan zakat setiap bulannya 2,5 % dari 4 juta tersebut, yaitu sebesar 100 ribu. Jadi selama setahun ia mengeluarkan zakat sebesar 1,2 juta.<br />
<br />
Selanjutnya mengenai zakat gaji tersebut bisa langsung diberikan kepada golongan yang berhak menerima zakat sebagaimana firman Allah swt:<br />
<br />
إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ--التوبة: 60<br />
<br />
<br />
“Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah bagi orang-orang fakir, orang-orang miskin, amil-amil zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekan) budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (Q.S. At-Taubah [9]: 60) <br />
<br />
Atau bisa melalui lembaga zakat yang terpecaya seperti LAZISNU (Lembaga Zakat, Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama). Dan semoga dengan berzakat, harta anda menjadi bersih dan barakah. Amin. (Mahbub Ma’afi Ramdlan)<br />
<br />lesbumihttp://www.blogger.com/profile/03148859441453389062noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3698491455519201188.post-78470257005544626322016-12-06T04:03:00.000-08:002016-12-06T04:03:26.647-08:00Beberapa mekanis Amil Zakat<br />
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #5e6572; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; orphans: 2; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; clear: both; color: #5e6572; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; orphans: 2; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
</div>
<br />
<div dir="ltr" style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #5e6572; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; orphans: 2; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;" trbidi="on">
<i>Hasil Bahtsul Masail PWNU Jawa Timur 2009 di Duduksampeyan Gresik</i><br />
<br />
Deskripsi Masalah<br />
PCNU Kab.Blitar telah melaksanakan pembetukan Amil Zakat berdasar keputusan muktamar dalam buku Ahkamul Fuqoha’ nomer 335 hal 378 bahwa hukum lembaga zakat yang dibentuk oleh pemerintah itu sah dengan tehnik kerjanya berdasar pada keputusan Menteri Agama RI No. 581 tahun 1999 tentang pelaksanaan undang-undang nomer 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat. Namun dalam pelaksanaannya masih banyak menjumpai masalah yang perlu disikapai sesuai dengan hukum syar’i.<br />
<br />
Pertanyaan:<br />
<br />
a. Disuatu desa yang mendapat SK hanya beberapa orang. Dalam penerimaan zakat bolehkah orang tersebut mewakilkan kepada orang lain atau membentuk unit pengumpul zakat ? bagaimana bila hal itu dilakukan dalam zakat fitrah?<br />
<br />
Jawaban<br />
<br />
Boleh bila dengan izin imam. Untuk zakat fitrah tidak boleh karena ليس له النظر (imam tidak memiliki kekuasaan dalam zakat fitrah).<br />
<br />
Dasar Hukum<br />
<br />
Al Majmu’ 6 hal 150<br />
<br />
(الخامسة) إذا قبض الساعي الزكاة فان كان الامام اذن له في تفريقها في موضعها فرقها وان امره بحملها حيث يجوز الجمل اما لعدم من يصرف إليه في ذلك الموضع أو لقرب المسافة إذا قلنا به أو لكون الامام والساعى يريان جواز النقل حملها وان لم ياذن له في التفرقة ولا امره بالحمل فمقتضى عبارة المصنف وغيره وجوب الحمل إلى الامام وهكذا هو لان الساعي نائب الامام فلا يتولي الا ما اذن له فيه وإذا اطلق الولاية في اخذ الزكوات لم يقتض الصرف الي المستحقين<br />
<br />
Ahkam al Sulthoniyah 1 hal 153<br />
<br />
( قَوْلُهُ : عَنْ الْمَالِ الْبَاطِنِ ) سُمِّيَ بِالْبَاطِنِ لِعَدَمِ عِلْمِ غَيْرِهِ بِهِ غَالِبًا بِخِلَافِ الظَّاهِرِ وَقَالَ ا ط ف الْبَاطِنُ هُوَ الَّذِي لَا يَنْمُو بِنَفْسِهِ وَالظَّاهِرُ مَا يَنْمُو بِنَفْسِهِ كَمَا يُعْلَمُ ذَلِكَ مِنْ الْأَمْثِلَةِ فِيهِمَا ا هـ .<br />
<br />
( قَوْلُهُ : فَيَجِبُ أَدَاؤُهَا لَهُ ) أَيْ وَإِنْ قَالَ الْإِمَامُ لِلْمَالِكِ أَنَا آخُذُهَا مِنْك وَأَصْرِفُهَا فِي الْفِسْقِ وَلَوْ عَلِمَ مِنْ حَالِهِ ذَلِكَ فَيَجِبُ الدَّفْعُ لَهُ وَيَبْرَأُ بِهِ لِنَفَاذِ حُكْمِهِ وَعَدَمِ انْعِزَالِهِ بِالْجَوْرِ وَلَهُ أَنْ يُقَاتِلَ الْمُلَّاكَ إنْ امْتَنَعُوا مِنْ تَسْلِيمِهَا لَهُ وَلَوْ قَالُوا نُسَلِّمُهَا لِلْمُسْتَحِقِّينَ لِافْتِيَاتِهِمْ عَلَى الْإِمَامِ شَرْحُ م ر بِنَوْعِ تَصَرُّفٍ .( قَوْلُهُ : وَلَيْسَ لَهُ طَلَبُهَا عَنْ الْبَاطِنِ ) أَيْ يَحْرُمُ عَلَيْهِ وَإِذَا دَفَعَهَا الْمَالِكُ لَهُ حِينَئِذٍ يَبْرَأُ وَكَذَا إذَا خَالَفَ أَمْرَهُ وَصَرَفَهَا بِنَفْسِهِ لِلْمُسْتَحِقِّينَ فَإِنَّهُ يَبْرَأُ ع ش عَلَى م ر .( قَوْلُهُ : وَأَلْحَقُوا بِزَكَاةِ الْمَالِ الْبَاطِنَ إلَخْ ) أَيْ فِي أَنَّ الْأَفْضَلَ دَفْعُهَا لِلْإِمَامِ إنْ طَلَبَهَا شَوْبَرِيٌّ وَلَيْسَ بِظَاهِرٍ وَالصَّوَابُ أَنْ يَقُولَ فِي أَنَّهُ لَيْسَ لَهُ طَلَبُهَا إلَّا إذَا عَلِمَ أَنَّ الْمَالِكَ لَا يُزَكِّي إلَخْ كَمَا قَرَّرَهُ شَيْخُنَا قَالَ الشَّوْبَرِيُّ وَوَجْهُ الْإِلْحَاقِ أَنَّ وَاجِبَهَا الْيَسَارُ وَهُوَ مِمَّا يَخْفَى غَالِبًا كَالْمَالِ الْبَاطِنِ .( قَوْلُهُ : وَهُوَ أَفْضَلُ ) سَوَاءٌ فِي ذَلِكَ زَكَاةُ الظَّاهِرِ وَالْبَاطِنِ ع ش عَلَى م ر .( قَوْلُهُ : بِنَفْسِهِ ، أَوْ وَكِيلِهِ ) أَيْ الْعَدْلِ الْعَارِفِ فِيمَا يَظْهَرُ .إيعَابٌ .( قَوْلُهُ : إنْ كَانَ عَادِلًا فِيهَا ) وَإِنْ كَانَ جَائِرًا فِي غَيْرِهَا وَظَاهِرُهُ رُجُوعُهُ لِزَكَاةِ الْمَالَيْنِ وَهُوَ غَيْرُ مُرَادٍ بَلْ هُوَ قَيْدٌ فِي الْبَاطِنِ فَقَطْ لِمَا تَقَدَّمَ مِنْ أَنَّ الْأَفْضَلَ فِي الظَّاهِرِ إعْطَاؤُهَا لِلْإِمَامِ وَلَوْ جَائِرًا ع ش وَلَعَلَّ الْفَارِقَ بَيْنَهُمَا أَنَّ الزَّكَاةَ فِي الْمَالِ الظَّاهِرِ يَطَّلِعُ غَالِبًا عَلَى دَفْعِهَا لِلْمُسْتَحِقِّينَ فَإِذَا لَمْ يَدْفَعْهَا الْجَائِرُ يُمْكِنُ مُطَالَبَتُهُ بِهَا بِخِلَافِ زَكَاةِ الْمَالِ الْبَاطِنِ قَدْ لَا يَطَّلِعُ عَلَى دَفْعِهَا لِلْمُسْتَحِقِّينَ فَاشْتُرِطَ فِيهَا كَوْنُهُ عَادِلًا .ا هـ .<br />
<br />
b. Bolehkah Amil zakat fitrah (wakil muzakki) membagikan setelah yaumul ‘ied<br />
<br />
Jawaban<br />
<br />
Tidak boleh karena tindakan seorang wakil seperti tindakan orang yang diwakili.<br />
<br />
Dasar Hukum<br />
<br />
Al Majmu’ 7 halaman 165<br />
<br />
(الرابعة) في بيان الافضل قال اصحابنا تفريقه بنفسه أفضل من التوكيل بلا خلاف لانه على ثقة من تفريقه بخلاف الوكيل وعلي تقدير خيانة الوكيل لا يسقط الفرض عن المالك لان يده كيده فما لم يصل المال الي المستحقين لا تبرأ ذمة المالك بخلاف دفعها إلى الامام فانه بمجرد قبضه تسقط الزكاة عن المالك قال الماوردى وغيره وكذا الدفع الي الامام أفضل من التوكيل لما ذكرناه<br />
<br />
c. Bolehkah Amil menarik/mengambil semua macam harta zakat baik yang dhohir atau batin?<br />
<br />
Jawaban<br />
<br />
Dhohir boleh, kalau zakat batin tidak boleh kecuali bila tidak ada paksaan atau Imam menyangka/mengetahui kalau tidak diminta muzakki tidak akan mengeluarkan.<br />
<br />
Dasar Hukum<br />
<br />
Al Ahkam al Shultoniyah 1 hal 153<br />
<br />
والأموال الزكاة ضربان: ظاهرة وباطنة, فالظاهرة ما لا يمكن إخفاءه كالزرع والثمار والمواشي, والباطنة ما أمكن إخفاءه من الذهب والفضة وعروض التجارة. وليس لوالي الصدقات نظر فى زكاة المال الباطن, وأربابه أحق بإخراج زكاته منه إلا أن يبدلها أرباب الأموال طوعا فيقبلها منهم ويكون فى تفريعها عونا لهم ونظره مختص بزكاة الأموال الظاهرة يؤمر أرباب الأموال بدفعها إليه. وفى هذا الأمر إذا كان عادلا فيها قولان: أحدهما أنه محول على الإيجاب وليس لهم التفرد بإخراجها ولاتجزئهم إن أخرجوها. والقول الثاني محمول على الإستجابة إظهارا للطاعة, وإن تفردوا بإخراجها أجزاتهم, ولو على القولين معا ان يقاتلهم عليهم إذا امتنعوا من دفعا كما قاتل أبو بكر الصديق رضي الله عنه مانعي الزكاة لأنهم يصيرون بالإمتناع من طاعة ولاة الأمر إذا عدلوا بغاة, ومنع أبو حنيفة رضي الله عنه من قتالهم إذا أجابوا علي إخراجها بأنفسهم. والشروط المعتبرة فى هذه الولاية أن يكون حرا مسلما عادلا عالما بأحكام الزكاة إن كان من عمال التفويض, وإن كان منفذا قد عينه الإمام على قدر يأخذه جاز أن لا يكون من أهل العلم بها ويجوز أن يتقلدها من تحرم عليه الصدقات من ذوي القربي ولكن يكون رزقه عن سهم المصالح.<br />
<br />
d. Bolehkah Amil itu mendayagunakan harta zakat yang telah dikumpulkan ?<br />
<br />
Jawaban<br />
<br />
Tidak boleh kecuali mendapat izin mustahiq<br />
<br />
Dasar Hukum<br />
<br />
Al Muhadzdzab 1 hal 169<br />
<br />
ولا يجوز للساعي ولا للأمام أن يتصرف فيما يحصل عنده من الفرائض التى يوصلها إلى أهلها لأن الفقراء أهل رشد لا يوالي عليهم فلايجوز التصرف فى مالهم بغير إذنهم إهـ<br />
<br />
e. bolehkah biaya operasional lembaga dan upah Amil diambilkan dari zakat ? Dan<br />
<br />
seberapa banyak jika diperbolehkan? (PCNU Kab. Blitar)<br />
<br />
Jawaban<br />
<br />
biaya operasional lembaga tidak boleh sementara upah Amil bisa diambilkan dari zakat kecuali bila sudah mendapat upah dari Negara. Ketentuan upah disesuaikan dengan ujroh mitsli (upah yang sesuai dengan pekerjaannya)<br />
<br />
Dasar Hukum<br />
<br />
Aal Um 2 hal 94<br />
<br />
قال: ويأخذ العاملونَ عَلَيْهَا بِقَدْرِ أجُوْرِهِمْ فِي مِثْلِ كفايتهم، وقيامهم ، وأمانتهم، والمؤنة عليهم؛ فيأخذ الساعي نفسه لنفسه بهذا المعنى، ويعطى العريف ومن يجمع الناس عليه بقدر كفايته وكلفته؛ وذلك خفيف؛ لأَنَّهُ فِي بِلاَدِهِ.<br />
<br />
Majmu 6 hal 179<br />
<br />
<br />
<br />
قال اصحابنا ويستحق العامل قدر اجرة عمله قل أم اكثر وهذا متفق عليه فان كان نصيبه من الزكاة قدر اجرته فقط أخذه وإن كان كثر من اجرته أخذ اجرته والباقى للاصناف بلا خلاف لان الزكاة منحصرة في الاصناف فإذا لم يبق للعامل فيها حق تعين الباقي للاصناف وان كان أقل من اجرته وجب اتمام اجرته بلا خلاف ومن اين يتمم فيه هذه الطرق الاربعة التي ذكرها المصنف (الصحيح) منها عند المصنف والاصحاب أنها على قولين (أصحهما) يتمم من سهام بقية الاصناف وهذا الخلاف انما هو في جواز التتميم من سهام بقية الاصناف (وأما) بيت المال فيجوز التتميم منه بلا خلاف بل قال اصحابنا لو رأى الامام أن يجعل اجرة العامل كلها من بيت المال ويقسم جميع الزكوات علي بقية الاصناف جاز لان بيت المال لمصالح المسلمين وهذا من المصالح صرح بهذا كله صاحب الشامل وآخرون ونقل الرافعى اتفاق الاصحاب عليه والله اعلم قال اصحابنا ويعطى الحاشر والعريف والحاسب والكاتب والجابي والقسام وحافظ المال من سهم العامل لانهم من العمال ومعناه انهم يعطون من السهم المسمي باسم العامل وهو ثمن الزكاة لا انهم يزاحمون العامل في اجرة مثله قال اصحابنا والحاشر هو الذى يجمع أرباب الاموال والعريف هو كالنقيب للقبيلة وهو الذى يعرف الساعي اهل الصدقات إذا لم يعرفهم * قال اصحابنا ولا حق في الزكاة للسلطان ولا لوالي الاقليم ولا للقاضى بل رزقهم إذا لم يتطوعوا من بيت المال في خمس الخمس المرصد للمصالح لان عملهم عام في مصالح جميع المسلمين بخلاف عامل الزكاة قال اصحابنا وإذا لم تقع الكفاية بعامل واحد أو كاتب واحد أو حاسب أو حاشر ونحوه زيد في العدد بقدر الحاجة وفى اجرة الكيال والوزان وعاد الغنم وجهان مشهوران ذكرهما المصنف بدليلهما (أصحهما) عند الاصحاب أنها علي رب لمال وهذا الخلاف في الكيال والوزان والعاد الذى يميز نصيب الاصناف من نصيب رب المال فاما الذى يميز بين الاصناف فاجرته من سهم العامل بلا خلاف وممن نقل الاتفاق عليه صاحب البيان قال ومؤنة احضار الماشية ليعدها العامل تجب على رب المال لانها للتمكين من الاستيفاء قال واجرة حافظ الزكاة وناقلها والبيت الذى تحفظ فيه الزكاة على اهل السهمان ومعناه انها تؤخذ من جملة مال الزكاة قال ويجوز ان يكون الحافظ والناقل هاشميا ومطلبيا بلا خلاف لانه اجير محض وذكر صاحب المستظهرى في اجرة راعي اموال الزكاة بعد قبضها وحافظها وجهين (أصحهما) وبه قطع صاحب العدة تجب في جملة الزكاة (والثانى) تجب في سهم العامل خاصة والله اعلم</div>
lesbumihttp://www.blogger.com/profile/03148859441453389062noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3698491455519201188.post-46486575975175430032016-12-06T04:02:00.000-08:002016-12-24T05:25:33.099-08:00Penyaluran Dana LAZIS NU<div id="main-wrapper" style="color: #5e6572; float: left; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; overflow: hidden; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 10px; width: 470px; word-wrap: break-word;">
<div class="main section" id="main">
<div class="widget Blog" data-version="1" id="Blog1" style="border-bottom-width: 0px; margin: 0px 0px 1.5em; padding: 0px 0px 1.5em;">
<div class="blog-posts hfeed">
<div class="wrapfullpost">
<div class="post hentry" style="border-bottom: 1px solid rgb(209, 219, 232); margin-bottom: 15px;">
<div class="post-body entry-content" style="line-height: 20px; margin: 0px; padding-bottom: 0px; padding-top: 0px;">
<div dir="ltr" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKH7mUv2FutDzM7TFT7PKo_H8FCJH1DbRzoikw0iLdT3we7cK4bxok-lwKJWhEI5erSmiaHQQ9U6cB3g4WpYhtdxn8DnyBk8hSeTgQPypE4uYC2QECgXdjL_IrfJsvjLGK5Y5o8_MC6QM0/s1600/15712931_1161784407274791_1295926978_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKH7mUv2FutDzM7TFT7PKo_H8FCJH1DbRzoikw0iLdT3we7cK4bxok-lwKJWhEI5erSmiaHQQ9U6cB3g4WpYhtdxn8DnyBk8hSeTgQPypE4uYC2QECgXdjL_IrfJsvjLGK5Y5o8_MC6QM0/s320/15712931_1161784407274791_1295926978_n.jpg" width="320" /></a></div>
Sebagaimana yang tertuang dalam program I’thoul Mustahiq (Program Penyaluran Kepada Yang Berhak) Lazis-NU menyalurkan dana zakat, infaq dan shodaqoh kepada (1) mustahiq konsumtif, (2) mustahiq produktif dan, (3) mustahiq untuk peningkatan kapasitas.<br />
<br />
Mustahiq konsumtif adalah mustahiq yang akan diberi barang-barang atau uang zakat, infaq dan shodaqoh untuk kebutuhan-kebutuhan konsumsi atau kebutuhan sekali habis dalam program <b>NU'care</b>, misalnya untuk makan, minum, pakaian dan papan (rumah). Barang-barang konsumsi ini, berupa sembilan bahan pokok (sembako), air bersih, obat-obatan, pakaian baru dan lama layak pakai, serta pembenahan rumah (bedah rumah). Barang-barang tersebut didistribusikan bagi yang berhak terutama di wilayah-wilayah kantong kemiskinan, wilayah yang terkena bencana alam, panti asuhan yatim piatu secara langsung, cepat dan tepat setelah melalui proses penilaian secara cermat.<br />
<br />
Mustahiq produktif adalah mustahiq yang diberi zakat, infaq dan shodaqoh untuk kepentingan modal usaha dalam <b>NU'preneur</b>. Karena itu besaran barang atau uang yang diberikan kepada mustahiq ini berbeda dengan barang atau uang yang diberikan kepada mustahiq konsumtif. Karena untuk kepentingan modal usaha, maka barang atau uang yang diberikan dihitung berdasarkan besarnya modal usaha yang dibutuhkan, namun sebelumnya dilakukan beberapa penilaian secara detail untuk menentukan berapa dan siapa yang berhak menerima dengan melibatkan jaringan NU cabang Jombang. Pemberian kepada mustahiq produktif ini, diharapkan bisa meningkatkan kemampaun mustahiq, sehingga bisa berkembang dan, untuk selanjutnya bisa menjadi muzakki atau munfiq bagi masyarakat miskin (mustahiq) lainnya. Proses inilah yang akan menjawab persoalan kemiskinan yang terjadi di masyarakat secara kongkrit. Dari sini, zakat bisa menjadi solusi untuk mengurangi kemiskinan. Mustahiq produktif ini antara lain: pedagang kecil, petani kecil, peternak, pemuda kreatif dan lain-lain.<br />
<br />
Sedangkan mustahiq untuk peningkatan kapasitas adalah mustahiq yang diberi dana zakat, nifaq dan shodaqoh dalam <b>NU'smart</b>, untuk meningkatkan kemampuan, misalnya melalui beasiswa sekolah bagi anak-anak miskin dan pemberian uang saku (bisyaroh) untuk guru sekolah atau ngaji terutama yang berada di wilayah-wilayah dimana mereka sulit mengakses sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Penyaluran kepada Musatahiq tipe ini merupakan investasi sosial jangka panjang yang manfaatnya bisa dirasakan setelah proses pendidikan anak selesai, dan seorang anak menjadi kader yang berdaya kreatif tinggi untuk kelangsungan kehidupan mendatang.</div>
<br />
<div style="clear: both;">
</div>
<div style="clear: both;">
</div>
</div>
<div class="post-footer" style="letter-spacing: 0.1em; line-height: 1.4em; margin: 5px 0px; text-transform: uppercase;">
<div class="post-footer-line post-footer-line-1">
</div>
<div class="post-footer-line post-footer-line-2">
</div>
<div class="post-footer-line post-footer-line-3">
</div>
</div>
</div>
</div>
<div class="comments" id="comments" style="clear: both; margin-bottom: 0px; margin-top: 10px;">
<a href="https://www.blogger.com/null" name="comments"></a><br />
<div id="backlinks-container">
<div id="Blog1_backlinks-container">
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
<div id="rsidebar-wrapper" style="color: #5e6572; float: right; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; margin-left: 5px; margin-right: 10px; margin-top: 10px; overflow: hidden; width: 220px; word-wrap: break-word;">
<div class="clerfix" id="search" style="background: rgb(248, 248, 249); border: 1px solid rgb(214, 218, 226); height: 30px; margin-bottom: 10px; overflow: hidden; padding: 0px;">
<form action="http://zakatjombang.blogspot.co.id/search" id="searchform" method="get">
</form>
</div>
</div>
lesbumihttp://www.blogger.com/profile/03148859441453389062noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3698491455519201188.post-15416964488471453752016-12-06T04:01:00.000-08:002016-12-06T04:01:28.683-08:00BERKURBAN DENGAN BERHUTANG<div style="margin-bottom: 6px;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaQAM8y3dpN5UcOCU6VW1JENp81OvzQvTEm8q7aPag-SKZltJth7xxQF8GqFCxslU2RG1XbQlLRqt9DTypRFhb6JiQPR8_FzcHcCUPOst5v9d5moyBQiKtQ7GRfD3LCBwOMZFR9qT5iI1k/s1600/15310610_1140836139369618_1724784433_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaQAM8y3dpN5UcOCU6VW1JENp81OvzQvTEm8q7aPag-SKZltJth7xxQF8GqFCxslU2RG1XbQlLRqt9DTypRFhb6JiQPR8_FzcHcCUPOst5v9d5moyBQiKtQ7GRfD3LCBwOMZFR9qT5iI1k/s320/15310610_1140836139369618_1724784433_n.jpg" width="320" /></a></div>
BERKURBAN DENGAN BERHUTANG</div>
<div style="margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Udhiyah (kurban) di hari raya Idul Adha adalah sunah muakadah dan bukan kewajiban menurut pendapat mayoritas ulama. Bahkan di kalangan yang berpendapat atas wajibnya udhiyah bagi orang yang mampu, mereka juga berpendapat bahwa kurban tidaklah wajib bagi orang yang tidak mampu.</div>
<div style="margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Oleh karena itu, kita tidak wajib berhutang untuk berkurban. Akan tetapi, kalau kita meminjam uang untuk berkurban, maka hal itu adalah sah dan mencukupi.</div>
<div class="text_exposed_show" style="display: inline;">
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px;">
Meminjam uang (berhutang) untuk membeli hewan kurban pada dasarnya tidak dianjurkan, karena dia tidak termasuk yang memiliki kelapangan dan juga kedudukan hutang jauh lebih penting.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu, Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
نَفْسُ الْمُؤْمِنِ مُعَلَّقَةٌ بِدَيْنِهِ حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
“Jiwa seorang mukmin tergantung kepada hutangnya sehingga dibayarkan.” (HR. Ahmad dan al-Tirmidzi, beliau mengatakan hadits hasan. Shahih Sunan Ibnu Majah 2/53)</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Tentang hadits Aisyah -radhiyallahu ta’ala anha- bahwa ia berkata:</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
: يا رسو ل الله أستدين وأضحىّ قا ل : نعم فإ نّه دينٌ مقضىٌّ</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
“Wahai Rasulullah apakah boleh aku berhutang, kemudian aku menyembelih kurban? Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjawab: “Boleh, sesungguhnya itu hutang yg akan terlunasi."</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Imam An-Nawawi rahimahullah berkata tentang hadits ini dalam Al-Majmu’ (8/386): "Hadits ini diriwayatkan oleh Ad-Daruquthni & Al-Baihaqi, keduanya mendhaifkannya & berkata: “Hadits Mursal”</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda :</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
لاَ ضَرَ رَ وَلاَ ضِرَارَ</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
“Tidak boleh bermudharat & memudharatkan.” (HR. Ahmad)</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Yang perlu ditegaskan adalah pinjaman dari bank ini menurut jumhur ulama mengatakan sebagai riba, dan jika hasil riba tentu tidak boleh untuk kurban.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Wallohu a'lam dan semoga bermanfa'at. Aamiin</div>
<div>
<br /></div>
</div>
lesbumihttp://www.blogger.com/profile/03148859441453389062noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3698491455519201188.post-59696942354835542812016-12-06T03:58:00.000-08:002016-12-06T03:58:24.810-08:00Komitmen Amil Zakat<div style="background-color: white; border: 0px; color: #777777; font-family: "Open Sans"; font-size: 14px; line-height: 1.8em; margin-bottom: 1em; padding: 0px; vertical-align: top; word-wrap: break-word;">
Sebagai organisasi dengan jumlah warga sangat banyak, sekaligus memiliki kaum mustahiq (penerima zakat) yang banyak, yaitu fakir dan miskin, NU perlu memiliki sistem pengelolaan zakat yang bagus. Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama (Lazisnu) harus memiliki tenaga handal dan profesional dalam manajemen zakatnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #777777; font-family: "Open Sans"; font-size: 14px; line-height: 1.8em; margin-bottom: 1em; padding: 0px; vertical-align: top; word-wrap: break-word;">
Perilaku atau perbuatan amil zakat itulah yang merupakan produk lembaga amil zakat. Karena LAZISNU adalah “bisnis kepercayaan”, maka pertama yang harus “dijual” ke masyarakat adalah akhlak amilnya. Yaitu orang yang amanah, yang di dalamnya mengandung pengertian orang militan, jujur, cerdas.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #777777; font-family: "Open Sans"; font-size: 14px; line-height: 1.8em; margin-bottom: 1em; padding: 0px; vertical-align: top; word-wrap: break-word;">
“Amil adalah mujahid. Maka satu-satunya cara menjadi amil yang baik adalah punya modal jiwa amanah, bisa dipercaya,” tuturnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #777777; font-family: "Open Sans"; font-size: 14px; line-height: 1.8em; margin-bottom: 1em; padding: 0px; vertical-align: top; word-wrap: break-word;">
Mengutip sebuah hadis Rasulullah dari Imam Ahmad, “Sebaik-baik profesi adalah amil, jika dia ikhlas”. Serta hadis dari Imam Thabrani; “amil yang bekerja lalu dia mengambil dan memberi dengan benar adalah seperti mujahid di jalan Allah sampai ia pulang kepada keluarganya”.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #777777; font-family: "Open Sans"; font-size: 14px; line-height: 1.8em; margin-bottom: 1em; padding: 0px; vertical-align: top; word-wrap: break-word;">
Selain itu ia mengajarkan pembentukan kepribadian amil. Dari aspek penampilan (performance), perilaku profesional ketika menerima tamu, mendatangi muzaki, serta bagaimana menyapa mustahiq.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #777777; font-family: "Open Sans"; font-size: 14px; line-height: 1.8em; margin-bottom: 1em; padding: 0px; vertical-align: top; word-wrap: break-word;">
“Performance seorang amil harus benar-benar dibina. Kita harus tampil bagus dengan style yang sesuai profesi kita. Termasuk harus menguasai public speaking,”.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #777777; font-family: "Open Sans"; font-size: 14px; line-height: 1.8em; margin-bottom: 1em; padding: 0px; vertical-align: top; word-wrap: break-word;">
Sementara itu perlunya membangun sistem akuntansi yang bagus dengan prinsip keterbukaan. Open manajemen, istilahnya. Dengan laporan keuangan yang transparan, Lazisnu akan dipercaya masyarakat.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #777777; font-family: "Open Sans"; font-size: 14px; line-height: 1.8em; margin-bottom: 1em; padding: 0px; vertical-align: top; word-wrap: break-word;">
Terbuka yang dia maksud, adalah terbuka selebar-lebarnya. Yaitu bisa dilihat siapapun kapanpun di manapun. Yaitu laporan keuangannya dipasang di situs internet dan berjalan real time. Sehingga siapapun yang berkepentingan bisa langsung membuka melalui jaringan internet untuk mengetahui kondisi keuangan Lazisnu.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #777777; font-family: "Open Sans"; font-size: 14px; line-height: 1.8em; margin-bottom: 1em; padding: 0px; vertical-align: top; word-wrap: break-word;">
“Sebuah lembaga amil zakat mutlak harus menerapkan manajemen terbuka. Laporan keuangannya harus bisa diakses siapa saja, kapan saja dari mana saja,” </div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #777777; font-family: "Open Sans"; font-size: 14px; line-height: 1.8em; margin-bottom: 1em; padding: 0px; vertical-align: top; word-wrap: break-word;">
Dengan Surat Keputusan (SK) Ketua Lazisnu, NU-Care dipimpin oleh seorang direktur yang tugasnya menjalankan program-program Lazisnu.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #777777; font-family: "Open Sans"; font-size: 14px; line-height: 1.8em; margin-bottom: 1em; padding: 0px; vertical-align: top; word-wrap: break-word;">
Adapun hal ihwal normatif yang harus dimengerti dan dikuasai oleh para kader amil zakat. Ia mengajak peserta untuk serius menekuni Lazisnu dan menjadikan sebagai tempat berkarir dalam pilihan profesi saat ini.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #777777; font-family: "Open Sans"; font-size: 14px; line-height: 1.8em; margin-bottom: 1em; padding: 0px; vertical-align: top; word-wrap: break-word;">
“Mari kita serius bekerja untuk umat melalui Lazisnu ini. Jadikan ini profesi pilihan dalam karir pengabdian Anda kepada Allah karena zakat itu rukun Islam perintahnya datang langsung dari Allah,” </div>
<div>
<strong style="border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></strong></div>
lesbumihttp://www.blogger.com/profile/03148859441453389062noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3698491455519201188.post-20634531585345514482016-12-04T04:24:00.000-08:002016-12-06T03:59:23.966-08:00Zakat Fitrah<br />
<div class="m-30" style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: medium; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; orphans: 2; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
</div>
<br />
<div id="konten_detil" style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: medium; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; orphans: 2; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; z-index: 2;">
<div>
<div class="s-post" style="color: #262626; margin-top: 20px;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-0ksq_CCkwDgl7-HaOpMEZo5mVw1iZ9NVzoSBxcWHbWwsGbFOKbVv8biCGmky4ApSwVPlAFbOSlFpcwJGNR6dHG5eUDQ-NyWBu1cQBQEEHEL_JZJUOTmAq5TuKY-84-7Y2XPSvUkSbaqN/s1600/15320298_1136464893140076_46820987_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="137" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-0ksq_CCkwDgl7-HaOpMEZo5mVw1iZ9NVzoSBxcWHbWwsGbFOKbVv8biCGmky4ApSwVPlAFbOSlFpcwJGNR6dHG5eUDQ-NyWBu1cQBQEEHEL_JZJUOTmAq5TuKY-84-7Y2XPSvUkSbaqN/s320/15320298_1136464893140076_46820987_n.jpg" width="320" /></a></div>
Zakat fitrah berbeda dengan zakat harta benda. Karena zakat fitrah merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan dengan ibadah puasa Ramadhan. Bila ibadah puasa berfungsi untuk mensucikan diri dan jiwa seorang muslim, maka zakat fitrah berfungsi mensucikan harta mereka dari segala kotoran yang selama ini terkumpul ketika bermuamalah dengan sesama manusia. <>Mengenai hal ini Rasulullah saw menggambarkan dalam haditsnya:<br />
<div dir="rtl">
<strong><span style="font-size: medium;">قال النبي صلى الله عليه وسلم صوم شهر رمضان معلق بين السماء والأرض ولايرفع الابزكاة الفطر</span></strong></div>
<em>Nabi saw bersabda “puasa bulan Ramadhan digantungkan antara langit dan bumi, dan tidak akan diterima (dengan sempurna oleh Allah swt) kecuali dengan zakat fitrah.</em><br />
Demikianlah zakat fitrah yang harus dikeluarkan oleh setiap orang muslim baik laiki-laki maupun perempuan, anak-anak maupun orang dewasa, yang menjumpai bulan Ramadhan dan bulan Syawal dan memiliki kelebihan rizki persediaan untuk siang dan malamnya idul fitri. inilah tiga syarat zakat fitrah.<br />
Dengan kata lain zakat fitrah merupakan zakat jiwa. Zakat yang diwajibkan pada setiap manusia muslim yang bernyawa. Maka seorang muslim yang menjadi tulang punggung keluarga (suami misalkan) wajib menunaikan zakat semua anggota keluarga yang menjadi tanggungannya. Seperti anak, istri, mertua dan orang-orang dilingkungannya yang kebutuhan sehari-hari mereka ditanggungnya.<br />
Oleh karena itu seorang bayi yang lahir pada hari terakhir (seblum maghrib) bulan Ramadhan, sama wajibnya membayar zakat fitrah seperti orang dewasa lainnya, karena dia telah berjumpa dengan Ramadhan dan akan menghadapi bulan Syawal . Tetapi sebaliknya orang yang meninggal di hari terakhir bulan sebelum memasuki hari pertama bulan Syawal tidak diwajibkan menunaikan zakat fitrah.<br />
Adapun zakat fitrah itu berupa makanan pokok sebesar 1 sho’ atau dalam konteks negara Indonesia berupa beras sebanyak 2,5 kg. Sebagaimana hadits Rasulullah saw:<br />
<div dir="rtl">
<strong><span style="font-size: medium;">عن ابن عمر رضي الله عنهما قال: فرض رسول الله صلى الله عليه وسلم زكاة الفطر صاعا من تمر او صاعا من شعير على العبد والحر والذكر والأنثى والصغير والكبير من المسلمين وأمر بها ان تؤدى قبل خروج الناس الى الصلاة</span></strong></div>
<em>Dari Ibnu Umar ra Rasulullah saw mewajibkan zakat fitrah satu sha’ kurma, atau gandum bagi muslim yang hamba dan muslim yang merdeka laki-laki maupun perempuan, baik muslim anak-anak ataupun orang tua. Dan hendaklah zakat fitrah ditunaikan sebelum orang-orang selesai mengerjakan halat id.</em><br />
Hadits di atas juga menyebutkan ihwal penunaian zakat fitrah yang hendaknya dilakukan seusai bulan Ramadhan hingga menjelang shalat id. Itu adalah <em>prime time</em> pelaksanaan zakat fitrah. Namun para fuqaha juga memperbolehkan membayar zakat fitrah semenjak awal Ramadhan, yang diistilahkan dengan nama ta’jil. Adapun jika zakat ditunaikan setelah shalat id, maka zakat tersebut berubah fungsi sebagai shadaqah biasa, bukan zakat fitrah dan hukumnya makruh.<br />
<div dir="rtl">
<strong><span style="font-size: medium;">عن ابن عباس رضي الله عنهما قال: فرض رسول الله صلى الله عليه وسلم صدقة الفطر طهرة للصائم من اللغو والرفث طعمة للمساكين فمن اداها قبل الصلاة فهى زكاة مقبولة, ومن اداها بعد الصلاة فهى صدقة من الصدقات</span></strong></div>
<em>Dari Ibnu Abbas ra. berkata: Rasulullah saw mewajibkan zakat fitrah untuk menyucikan orang yang berpuasa dari perbuatan yang tidak berguna dan ucapan kotor, serta untuk memberikan makanan orang miskin. Maka barang siapa mengeluarkan zakat sebelum shalat id maka itulah zakat fitrah yang terqabul, dan barang siapa yang memberika zakat setelah shalat id maka itu termasuk shadaqah. (red. Ulil H)</em></div>
</div>
</div>
lesbumihttp://www.blogger.com/profile/03148859441453389062noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3698491455519201188.post-21928227534395707412016-11-26T14:52:00.000-08:002016-12-15T19:49:06.900-08:00Zakat Fitrah dengan Bahan Makanan atau dengan Uang<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1bPYpecjshCWa9OvhRSFctzDysuyS70BtNx6_ebXx0u80TlpvFZPj6Ell9JuNIpugy3xqdpnvKPpx1ZRfnzm4MaXsqHwBBEo7whbc-QroXampG-DnxyKgTKk2YEaoOUJDfePv_EgLDubK/s1600/zakat.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1bPYpecjshCWa9OvhRSFctzDysuyS70BtNx6_ebXx0u80TlpvFZPj6Ell9JuNIpugy3xqdpnvKPpx1ZRfnzm4MaXsqHwBBEo7whbc-QroXampG-DnxyKgTKk2YEaoOUJDfePv_EgLDubK/s1600/zakat.jpg" /></a></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #262626; font-family: Roboto, sans-serif, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 10px;">
Ada khilafiyah di kalangan fuqaha dalam masalah penunaian zakat fitrah dengan uang. <em style="box-sizing: border-box;">Pertama</em>, pendapat yang membolehkan. Ini adalah pendapat sebagian ulama seperti Imam Abu Hanifah, Imam Tsauri, Imam Bukhari, dan Imam Ibnu Taimiyah. (As-Sarakhsi, al-Mabsuth, III/107; Ibnu Taimiyah, Majmu’ al-Fatawa, XXV/83).<>Dalil mereka antara lain firman Allah SWT ,”<em style="box-sizing: border-box;">Ambillah zakat dari sebagian harta mereka</em>.” (QS at-Taubah [9] : 103). Menurut mereka, ayat ini menunjukkan zakat asalnya diambil dari harta (mal), yaitu apa yang dimiliki berupa emas dan perak (termasuk uang). Jadi ayat ini membolehkan membayar zakat fitrah dalam bentuk uang. (Rabi’ Ahmad Sayyid, Tadzkir al-Anam bi Wujub Ikhraj Zakat al-Fithr Tha’am, hal. 4).<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
Mereka juga berhujjah dengan sabda Nabi SAW,”<em style="box-sizing: border-box;">Cukupilah mereka (kaum fakir dan miskin) dari meminta-minta pada hari seperti ini (Idul Fitri)</em>.” (HR Daruquthni dan Baihaqi). Menurut mereka, memberi kecukupan (ighna`) kepada fakir dan miskin dalam zakat fitrah dapat terwujud dengan memberikan uang. (Abdullah Al-Ghafili, Hukm Ikhraj al-Qimah fi Zakat al-Fithr, hal. 3).<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
<em style="box-sizing: border-box;">Kedua</em>, pendapat yang tidak membolehkan dan mewajibkan zakat fitrah dalam bentuk bahan makanan pokok (ghalib quut al-balad). Ini adalah pendapat jumhur ulama Malikiyah, Syafi’iyah, dan Hanabilah. (Al-Mudawwanah al-Kubra, I/392; Al-Majmu’, VI/112; Al-Mughni, IV/295)</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #262626; font-family: Roboto, sans-serif, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 10px;">
Karena ada dua pendapat yang berbeda, maka kita harus bijak dalam menyikapinya. Ulama sekaliber Imam Syafi’i, mujtahid yang sangat andal saja berkomentar tentang pendapatnya dengan mengatakan, ”Bisa jadi pendapatku benar, tapi bukan tak mungkin di dalamnya mengandung kekeliruan. Bisa jadi pendapat orang lain salah, tapi bukan tak mungkin di dalamnya juga mengandung kebenaran.”<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
Dalam masalah ini, sebagai orang awam (kebanyakan), kita boleh bertaqlid (mengikuti salah satu mazhab yang menjadi panutan dan diterima oleh umat). Allah tidak membebani kita di luar batas kemampuan yang kita miliki. “<em style="box-sizing: border-box;">Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya</em>…” (Al-Baqarah [2]: 286).</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #262626; font-family: Roboto, sans-serif, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 10px;">
Sesungguhnya masalah membayar zakat fitrah dengan uang sudah menjadi perbincangan para ulama salaf, bukan hanya terjadi akhir-akhir ini saja. Imam Abu Hanifah, Hasan Al-Bisri, Sufyan Ats-Tsauri, bahkan Umar bin Abdul Aziz sudah membincangkannya, mereka termasuk orang-orang yang menyetujuinya. Ulama Hadits seperti Bukhari ikut pula menyetujuinya, dengan dalil dan argumentasi yang logis serta dapat diterima.<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
Menurut kami, membayar zakat fitrah dengan uang itu boleh, bahkan dalam keadaan tertentu lebih utama. Bisa jadi pada saat Idul Fitri jumlah makanan (beras) yang dimiliki para fakir miskin jumlahnya berlebihan. Karena itu, mereka menjualnya untuk kepentingan yang lain. Dengan membayarkan menggunakan uang, mereka tidak perlu repot-repot menjualnya kembali yang justru nilainya menjadi lebih rendah. Dan dengan uang itu pula, mereka dapat membelanjakannya sebagian untuk makanan, selebihnya untuk pakaian dan keperluan lainnya. <em style="box-sizing: border-box;">Wallahu a’lam bish-shawab</em>.</div>
lesbumihttp://www.blogger.com/profile/03148859441453389062noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3698491455519201188.post-70418086977130358742016-11-26T14:37:00.001-08:002016-11-29T05:27:46.045-08:00Program Kerja LAZISNU kota Tarakan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnSeDkdY8kN1dAFo4fxSdIz71y8Y9p5pYoV66XQP9v2cg8oePF2QLQLjGTcwR_6LstoMgIHC_IJRKxCCsjy8W2xJFiSF7h47VqL6CIhFSywiygy0TVmBGVjm-7-oDXiOVJx5o-KuEE3RDa/s1600/15240125_1131963760256856_1572294554_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="167" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnSeDkdY8kN1dAFo4fxSdIz71y8Y9p5pYoV66XQP9v2cg8oePF2QLQLjGTcwR_6LstoMgIHC_IJRKxCCsjy8W2xJFiSF7h47VqL6CIhFSywiygy0TVmBGVjm-7-oDXiOVJx5o-KuEE3RDa/s320/15240125_1131963760256856_1572294554_n.jpg" width="320" /></a></div>
A.RUTIN<br />
1.Rapat Rutin Pengurus seminggu sekali <br />
Istighotsah – Tahlil – Evaluasi Program – Sharing – Problem Solving<br />
Eksekusi<br />
2.Penggalangan Dana Donatur, dengan memprioritaskan pada :<br />
a.Pimpinan NU & Banom NU struktural Tarakan,<br />
b.Unit Usaha yang dimiliki kalangan Nahdliyin,<br />
c.Lembaga Pendidikan/Sekolah berbasis NU,<br />
d.Korporasi/Badan Usaha Swasta<br />
e.Masyarakat Umum<br />
3.Pengeluaran Dana Zakat Infaq Shadaqah dalam bentuk program<br />
kerja utama :<br />
a.Rehab Musholla<br />
b.Bedah Warung / Bantuan Sosial Ekonomi (Pengadaan Alat Usaha)<br />
c.Beasiswa Pendidikan Siswa Keluarga Dhuafa<br />
d.Santunan Yatim (Jum’at Legi, di Masjid Kampung secara bergilir)<br />
e.Beasiswa Pendidikan Santri Tahfidz<br />
f.Bantuan Sosial Kesehatan<br />
4.Pelaporan Keuangan Rutin Bulanan (setiap tanggal 7 pada<br />
bulan berikutnya)<br />
5.Buletin Dakwah LAZISNU 1 bulan sekali<br />
6.Konsolidasi & Sharing Problem Solving LAZIS dengan<br />
Lazisnu Kecamatan.<br />
7.Rapat Rutin Mingguan Pengurus LAZISNU.<br />
<br />
B. INSIDENTAL<br />
1.Rapat Insidental jika dipandang perlu, terkait kegiatan program<br />
yang segera membutuhkan penanganan dan keputusan<br />
pengurus.<br />
2.Rekruitment Volunteer (Relawan) Lazisnu, dengan target awal<br />
10 0rang (di luar kepengurusan NU Care yang sudah ada);<br />
dengan prioritas pada anggota banom muda di struktur NU :<br />
a.Fatayat<br />
b.IPNU/IPPNU<br />
c.PMII<br />
d.Aktivis Mahasiswa/Santri yang berminat<br />
<br />
3.Pembentukan Alat Kelengkapan Organisasi LAZISNU; dengan melibatkan NU Care<br />
dan Relawan yang telah ada.<br />
a.Membuat Struktur Kerja Organisasi<br />
b.Membuat MoU dan SOP sebagai bentuk pelaporan<br />
cMenentukan alamat Kantor LAZISNU TARAKAN<br />
4.Rapat Kerja LAZISNU TARAKAN<br />
5.Pembuatan rekening LAZISNU TARAKAN<br />
a.Penentuan Content / Isi buletin<br />
b.Penentuan Spot Iklan dan Target Badan Usaha Sasaran Iklan<br />
d.Rencana Anggaran Biaya<br />
6.Silaturrahim dan Rencana Pembentukan LAZISNU Kecamatan, diseluruh Kecamatan Tarakan<br />
7.Pelatihan Manajemen Pengelolaan Zakat Infaq & Shadaqah<br />
8.Program Pinjaman Tanpa Bunga Tanpa Jaminan : Pembentukan Komunitas. Dengan Alokasi Dana .<br />
9.Program Sambut Ramadhan<br />
a.Wakaf Al Qur’an.<br />
b.Jariyah Karpet Musholla<br />
c.Santunan Yatim di Setiap Kecamatan (Kerjasama dengan LAZISNU Kecamatan)<br />
d.Takjil Gratis .<br />
Corparate Social Responsibility (CSR Badan Usaha). Kerjasama Badan Usaha dangan LAZISNU dalam penyaluran dana ZIS Badan Usaha ke daerah tertentu yang membutuhkan.<br />
<br />lesbumihttp://www.blogger.com/profile/03148859441453389062noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3698491455519201188.post-72473633925574825502016-11-26T04:48:00.000-08:002016-12-15T19:49:52.399-08:00Profesionalitas Amil Zakat<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_rmX6_5gbJU2vgvJ84zvxIk6QO4N_WXuOmgLTSTqTLVlNO06dbrtVMmOZ4Dw_XhD58I7u5P83-FwR_OAW0x9F4GmNfLx76vEzPmlcR5DIMEcOFVY8kpWGd6Afq1lZcQ44mgp4xNKnugNl/s1600/Logo+Laziz+NU.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="246" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_rmX6_5gbJU2vgvJ84zvxIk6QO4N_WXuOmgLTSTqTLVlNO06dbrtVMmOZ4Dw_XhD58I7u5P83-FwR_OAW0x9F4GmNfLx76vEzPmlcR5DIMEcOFVY8kpWGd6Afq1lZcQ44mgp4xNKnugNl/s320/Logo+Laziz+NU.jpg" width="320" /></a></div>
<span style="background-color: white; color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif; font-size: 14px;">Sekretaris Pengurus Pusat LAZISNU Adna Khoirotul A’yun menekankan perlunya membangun sistem akuntansi yang bagus dengan prinsip keterbukaan. Dengan laporan keuangan yang transparan, kata dia, LAZISNU akan dipercaya masyarakat.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif; font-size: 14px;">Ia menyampaikan hal itu saat memberi materi dalam Pendidikan dan Latihan (Diklat) Kaderisasi Amil Zakat yang digelar Pengurus Wilayah LAZISNU Jawa Tengah di kantor PWNU Jateng, Jalan Dr Cipto Mangunkusumo 180 Semarang, akhir pekan (14/2) kemarin.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif; font-size: 14px;">Terbuka yang dia maksud adalah terbuka selebar-lebarnya. Yaitu bisa dilihat siapapun, kapanpun, dan di manapun. Laporan keuangan tersaji di situs internet dan berjalan real time. Sehingga, siapapun yang berkepentingan bisa langsung membuka melalui jaringan internet untuk mengetahui kondisi keuangan LAZISNU. </span><br />
<span style="background-color: white; color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif; font-size: 14px;">“Sebuah lembaga amil zakat mutlak harus menerapkan manajemen terbuka. Laporan keuangannya harus bisa diakses siapa saja, kapan saja, dari mana saja,” jelasnya dalam pelatihan bagi kader amil zakat profesional ini. </span><br />
<span style="background-color: white; color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif; font-size: 14px;">Pengurus Pusat LAZISNU, kata dia, telah membentuk manajemen eksekutif yang diberi nama NU-Care. Dengan Surat Keputusan (SK) Ketua LAZISNU, NU-Care dipimpin oleh seorang direktur yang tugasnya menjalankan program-program LAZISNU.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif; font-size: 14px;"> </span><span style="background-color: white; color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif; font-size: 14px; font-weight: bold;">Profesionalitas Amil</span><br />
<br style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #262626; font-family: Roboto, sans-serif, sans-serif; font-size: 14px;" />
<span style="background-color: white; color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif; font-size: 14px;">Narasumber lain dalam diklat kali ini adalah Slamat Surachmat, Manajer Operasional LAZIS Baiturrahman yang juga sekretaris jenderal Forum Zakat Jawa Tengah, dan Ketua LAZISNU Jateng sendiri H Muhammad Mahsun.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif; font-size: 14px;">Slamet Surachmat menyatakan, perilaku atau perbuatan amil zakat itulah yang merupakan produk lembaga amil zakat (LAZ). Karena LAZ adalah “bisnis kepercayaan” maka hal pertama yang harus “dijual” ke masyarakat adalah akhlak amilnya. Yaitu orang yang amanah, yang di dalamnya mengandung pengertian orang militan, jujur, cerdas. </span><br />
<span style="background-color: white; color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif; font-size: 14px;">“Amil adalah mujahid. Maka satu-satunya cara menjadi amil yang baik adalah punya modal jiwa amanah, bisa dipercaya,” tuturnya. </span><br />
<span style="background-color: white; color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif; font-size: 14px;">Ia pun mengutip sebuah hadits Rasulullah dari Imam Ahmad, “Sebaik-baik profesi adalah amil, jika dia ikhlas”. Serta hadits dari Imam Thabrani, “Amil yang bekerja lalu dia mengambil dan memberi dengan benar adalah seperti mujahid di jalan Allah sampai ia pulang kepada keluarganya”. </span><br />
<span style="background-color: white; color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif; font-size: 14px;">Selain itu ia mengajarkan pembentukan kepribadian amil, dari aspek penampilan, perilaku profesional ketika menerima tamu, mendatangi muzakki (wajib zakat), serta bagaimana menyapa mustahiq. </span><br />
<span style="background-color: white; color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif; font-size: 14px;">“Performance seorang amil harus benar-benar dibina. Kita harus tampil bagus dengan style yang sesuai profesi kita. Termasuk harus menguasai public speaking,” tuturnya seraya mengajak peserta praktik langsung walau secara singkat.</span><br />
<div>
<span style="background-color: white; color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif; font-size: 14px;">Adapun</span><span style="background-color: white; color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif; font-size: 14px;"> Ketua LAZISNU Jateng H Muhammad Mahsun mengajak peserta untuk serius bergiat di LAZISNU sebagai jalan untuk mengbdikan diri kepada masyarakat. “Mari kita serius bekerja untuk umat melalui LAZISNU ini. Jadikan ini profesi pilihan dalam karir pengabdian Anda kepada Allah karena zakat itu rukun Islam perintahnya datang langsung dari Allah,” tuturnya. </span><span style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif; font-size: 14px; font-weight: bold;">(Ichwan/Mahbib)</span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #666666; float: left; font-family: Roboto, sans-serif, sans-serif; font-size: 14px; list-style: none; position: relative; width: 669px;">
<div class="s-post" style="box-sizing: border-box; color: #262626; margin-top: 20px;">
<br style="box-sizing: border-box;" /></div>
</div>
<div>
<br />
<div>
<br /></div>
</div>
lesbumihttp://www.blogger.com/profile/03148859441453389062noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3698491455519201188.post-33753738441709007012016-11-21T07:07:00.003-08:002016-12-15T19:51:03.202-08:00T-SHIRT WONG NU<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjF4q59H-AJs-67XAiEV4SqwUGrgwi2atRweMtwJG33C-ntvgGXz1iP2JL-C32hL-Il9iFs5u2QNEEUm_qjiJiI-OrQRo1dSswNz1AnMIuxVMn9s8nMkh92bBnWf2YrmZlnnRy1fOztdrBd/s1600/WongNU+N20.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjF4q59H-AJs-67XAiEV4SqwUGrgwi2atRweMtwJG33C-ntvgGXz1iP2JL-C32hL-Il9iFs5u2QNEEUm_qjiJiI-OrQRo1dSswNz1AnMIuxVMn9s8nMkh92bBnWf2YrmZlnnRy1fOztdrBd/s320/WongNU+N20.jpg" width="209" /></a></div>
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: "pt sans narrow"; font-size: 16px;">T-SHIRT NASIONALISME NU</span><br />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: "pt sans narrow"; font-size: 16px;">DENGAN KUALITAS PREMIUM</span><br />
<br style="background-color: white; color: #444444; font-family: "PT Sans Narrow"; font-size: 16px;" />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: "pt sans narrow"; font-size: 16px;">SPESIFIKASI:</span><br />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: "pt sans narrow"; font-size: 16px;">Bahan Soft Combed 30s (enak dipake dan menyerap keringat).</span><br />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: "pt sans narrow"; font-size: 16px;">Sablon Discharge (lentur dan cat langsung menyatu dengan bahan kaos, sedikit ada degradasi warna).</span><br />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: "pt sans narrow"; font-size: 16px;">Menggunakan jahit rantai (kuat dan tidak mudah lepas).</span><br />
<br style="background-color: white; color: #444444; font-family: "PT Sans Narrow"; font-size: 16px;" />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: "pt sans narrow"; font-size: 16px;">SIZE CHART:</span><br />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: "pt sans narrow"; font-size: 16px;">M = Lebar 48cm - Panjang 70cm</span><br />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: "pt sans narrow"; font-size: 16px;">L = Lebar 51cm - Panjang 73cm</span><br />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: "pt sans narrow"; font-size: 16px;">XL = Lebar 54cm - Panjang 76cm</span><br />
<br style="background-color: white; color: #444444; font-family: "PT Sans Narrow"; font-size: 16px;" />
<br style="background-color: white; color: #444444; font-family: "PT Sans Narrow"; font-size: 16px;" />
<br style="background-color: white; color: #444444; font-family: "PT Sans Narrow"; font-size: 16px;" />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: "pt sans narrow"; font-size: 16px;">Yang minat, bisa langsung Japri ke:</span><br />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: "pt sans narrow"; font-size: 16px;">WA-</span><br />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: "pt sans narrow"; font-size: 16px;">BBM-</span>lesbumihttp://www.blogger.com/profile/03148859441453389062noreply@blogger.com0